Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan kinerja industri manufaktur dalam negeri berangsur menunjukkan perbaikan dari bulan ke bulan. Pada Mei 2021, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia berhasil memecahkan rekor dengan menembus level 55,3 atau melebihi negara-negara manufaktur lainnya seperti China, Vietnam, Korea Selatan, dan India.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan, hasil tersebut tidak hanya memecahkan rekor, melainkan juga menumbuhkan optimisme bahwa pemulihan industri di kuartal II-2021 ke arah yang positif akan berjalan lancar.
Dia menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif. Hal ini guna mempertahankan dan meningkatkan performa industri manufaktur dalam negeri agar bisa semakin berekspansi sehingga mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Kembangkan bisnis kendaraan listrik, NFC Indonesia dan SiCepat bentuk usaha patungan
“Momentum ekspansi industri manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan kepercayaan diri para investor dalam melakukan penambahan terhadap penanaman modal di Indonesia,” jelas dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Rabu (9/6).
Misalnya, PT Haeng Sung Raya Indonesia (Haeng Sung), industri komponen elektronika yang memproduksi Printed Circuit Board Assembly (PCBA) dan harness yang berupaya memperkuat posisinya dengan kembali menambah investasinya di Cibitung sebesar US$ 10 juta.
Lantas, pemerintah akan mendorong pengembangan industri komponen elektronika dengan memperkuat struktur manufakturnya melalui peningkatan investasi dan menjalankan kebijakan substitusi impor.
Disrupsi dalam rantai pasok global di masa pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pengiriman komponen sehingga menghambat proses produksi. Kondisi ini menunjukkan perlunya ada kemandirian industri di dalam negeri yang juga sejalan dengan program substitusi impor 35% pada tahun 2022.