Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
"Kita masih menunggu kesiapan, karena mitra kami dari Cina dan Timur Tengah, mereka juga mengalami masalah covid-19. Jadi ada pengaruhnya terhadap berlangsungnya proyek ini," sebut Orias.
Ketiga, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PLTU ini merupakan proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bermitra dengan China Huadian Corporation.
Baca Juga: Emiten Tambang BUMN Revisi Target
Proyek berkapasitas 2 x 621,72 MW menelan biaya investasi US$ 1,68 miliar, yang ditargetkan beroperasi pada 2022. Tahapan yang sedang dikerjakan adalah konstruksi EPC dan pembebasan lahan transmisi.
Kelanjutan pekerjaan proyek ditargetkan pada September 2020. "Masih mengalami penundaan, (progres proyek) mengalami pergeseran karena covid-19. Kalau sudah terbuka pergerakan karyawan dari Cina, mitra kami segera melanjutkan proyek ini," ungkap Orias.
Keempat, proyek smelter feronikel (FeNi) Antam. Konstruksi smelter berkapasitas 13.500 ton Ni ini sebenarnya sudah mencapai 97,98%. Namun, jadwal operasional smelter ini terhambat lantaran belum memiliki pasokan listrik.
Menurut Orias, saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan PT PLN (Persero) agar bisa memasok listrik ke smelter FeNi yang berlokasi di Halmahera Timur itu.
"Kami menunggu jawaban dari PLN. Bila tidak memungkinkan kami akan mencari dari sumber lain untuk pembangkit listrik," sebutnya.
Kelima, proyek smelter tin ausmelt di Bangka Barat. Proyek PT Timah Tbk (TINS) ini memiliki kapasitas 40.000 ton crude tin yang ditargetkan bisa beroperasi tahun depan. Pengerjaan Engineering Procurement and Construction (EPC) direncanakan bakal berlanjut pada Oktober 2020.
"Peralatan sudah sampai, untuk pembangunan masih menunggu dibukanya kesempatan bagi para kontraktor untuk bisa berangkat ke Bangka," kata Orias.