Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Colliers International, perusahaan konsultan properti memaparkan bahwa pandemi Covid-19 dan pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat kinerja properti perkantoran di DKI Jakarta melambat.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan hal ini didorong oleh penerapan sistem bekerja dari rumah (WFH) bagi pegawainya.
"PSBB fase kedua dipastikan membuat keadaan kembali ke posisi awal, di mana banyak kantor bakal menerapkan sistem WFH (bekerja dari rumah) untuk seluruh pegawainya. Hal tersebut bisa dipastikan pula bakal berdampak kepada jumlah ruang yang dibutuhkan di dalam properti perkantoran," jelasnya dalam paparan yang diterima oleh Kontan, Jumat (18/9).
Baca Juga: Oversupply, Ciputra Development (CTRA) tahan pembangunan perkantoran baru
Ia melanjutkan, hal tersebut mempengaruhi tingkat keterisian ruang kantor kembali menurun dan akhirnya akan membuat pihak pengembang kembali bernegosiasi dengan pengelola gedung untuk biaya penyewaan.
Dengan kondisi tersebut, Ferry berkata pembangunan sejumlah gedung perkantoran di DKI Jakarta otomatis mengalami perlambatan.
"Selama tiga bulan terakhir, tidak ada pembangunan gedung perkantoran yang selesai di Jakarta, di mana pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada berbagai aspek industri," sambungnya.
Berdasarkan data Colliers, luas total ruang perkantoran di kawasan CBD atau sentra bisnis Jakarta adalah 6,87 juta meter persegi, dengan potensi tumbuh moderat 0,5% pada paruh kedua 2020.
Namun, untuk kawasan perkantoran di luar CBD, pasokan total yang saat ini 2,49 juta meter persegi, diperkirakan akan naik signifikan 4,8% selama jangka waktu enam bulan ke depan hingga akhir tahun.
Selain itu, kebanyakan gedung perkantoran baru di wilayah DKI ditargetkan dapat selesai pada tahun 2020-2022, serta terdapat sejumlah proyek pembangunan yang saat ini masih berada dalam tahap perencanaan awal pembangunan.
Baca Juga: Di tengah pandemi, PURI optimistis bisa capai target kinerja tahun ini
Sementara itu, Savills Indonesia, juga mencatat jika hingga pada semester I 2020, terdapat 200 operator coworking space. Sebanyak 90% atau 180 di antaranya berada di Jakarta.
Berdasarkan lokasi, sebagian besar atau 64% ruang kerja bersama berada di area Central Business District (CBD).
Sementara di area non-CBD, Jakarta Selatan memiliki pasokan ruang kerja dengan porsi terbesar yakni 18% dan diikuti oleh Jakarta Pusat sebanyak 7%.
Kemudian Jakarta Utara dengan persentase sebanyak 6% serta Jakarta Barat sebanyak 5%. Pasokan di Jakarta Timur paling sedikit dibandingkan dengan lokasi lain.
Selama semester I 2020, pasar coworking space Jakarta hanya mengalami sedikit penambahan ruang baru, yakni sebanyak 15.000 meter persegi.
Beberapa operator yang melakukan ekspansi pada tahun ini adalah CoHive, Connext, GoWork, Kedasi, Ko+labora, UnionSpace, dan Wellspaces.com.
Baca Juga: Pengembang properti dan konsumen dirugikan maraknya kasus pailit
Capaian tersebut, lebih sedikit dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada saat itu, penambahan ruang kerja bersama tercatat seluas 40.000 meter persegi.
Dengan ekspansi baru, total pasokan ruang kerja bersama saat ini sekitar 200.000 meter persegi. Artinya, ruang seluas 200.000 meter persegi di Jakarta itu diperebutkan oleh 180 operator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News