Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena kunjungan mal atau pusat perbelanjaan yang turun mulai menjamur di Jakarta. Salah satunya adalah Mal Kuningan City yang berada di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan dua menara apartemen eksklusif dan satu menara perkantoran ini, memang nampak sepi dari aktivitas pengunjung.
Dalam reportase Kontan.co.id, terpantau, aktivitas keluar masuk di pusat perbelanjaan tersebut begitu ramai seperti biasanya.
Eka, salah satu penjaga kedai roti yang berada di lantai dasar Kuningan City membenarkan bahwa belakangan pengunjung mulai berkurang di pusat perbelanjaan itu. Hal ini dibuktikan dengan omzet toko yang alami turun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Dia menyebut, saat kondisi normal, omzet toko sebenarnya bisa mencapai Rp 3 juta per hari. Namun, seiring menurunnya tingkat kunjungan, omzet perlahan ikut turun, bahkan hanya sekitar Rp 1 juta per hari saat pandemi Covid-19.
"Fenomena ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, lalu diperparah dengan datangnya pandemi," ungkap Eka saat ditemui di kedainya, Jumat (19/8).
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Ekspansif Garap Bisnis Mal
Eka juga tidak mengetahui alasan Kuningan City kurang diminati masyarakat. Asumsinya, adanya pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat, dan menyebabkan tingkat kunjungan ke mal berkurang.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja pun tidak menampik bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat dalam mengunjungi pusat belanja.
Menurutnya, agar pusat perbelanjaan mampu tetap bertahan, semestinya bisa menghadirkan fungsi lain seperti menjadi tempat koneksi sosial (social connection hub).
"Karena sudah hampir 3 tahun, manusia di dunia ini tidak bisa dengan bebas untuk berinteraksi dengan sesamanya secara langsung," jelas Alphonzus.
Dia menambahkan, sudah sejak lama fungsi utama pusat perbelanjaan bukan lagi sekedar tempat berbelanja, terutama bagi mal yang berada di kota - kota besar.
Baca Juga: APPBI Imbau Pengelola Mal Berinovasi Tingkatkan Pengalaman Pengunjung
Hal ini karena fungsi lain dari pusat perbelanjaan akan selalu berubah dari waktu ke waktu karena sangat erat dengan gaya hidup (lifestyle) yang cepat sekali berubah.
"Dan bagi pusat perbelanjaan yang terus menerus hanya mengedepankan fungsi belanja maka akan langsung berhadapan dengan e - commerce," terang Alphonzus.
Kendati demikian, dalam pantauannya sudah banyak pusat perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%.
Adapun berdasarkan data APPBI, jumlah pusat perbelanjaan anggota APPBI DPD DKI Jakarta berjumlah 96 anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News