kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Recall Udang Indonesia di AS Tekan Serapan Panen Petambak


Kamis, 11 September 2025 / 13:38 WIB
Recall Udang Indonesia di AS Tekan Serapan Panen Petambak
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan udang windu sebelum dikirim untuk ekspor di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (4/6). Udang windu yang diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika dan Jepang tersebut dijual seharga Rp150 ribu per kg. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc/16. Kasus penarikan (recall) produk udang Indonesia di Amerika Serikat (AS) mulai menekan serapan panen petambak di dalam negeri.?


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus penarikan (recall) produk udang Indonesia di Amerika Serikat (AS) tidak hanya mengguncang kepercayaan buyer internasional, tetapi juga mulai menekan serapan panen petambak di dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Perikanan Indonesia (AP51), Budhi Wibowo, mengatakan kasus recall ini membuat buyer luar negeri maupun domestik bersikap hati-hati. 

“Sebagian buyer menunda bahkan menghentikan pembelian karena belum yakin akar masalah sudah diatasi,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Isu Radioaktif Hantam Industri Udang, Harga Anjlok hingga 30%

Menurut Budhi, satu unit pengolahan udang (UPI) yang terdampak langsung adalah PT Bumi Menara Internusa (BMS Foods), salah satu eksportir udang terbesar di Indonesia. Penghentian operasional perusahaan ini membuat penyerapan panen petambak terganggu. 

“Pabrik lain sebenarnya masih beroperasi, tetapi tidak bisa penuh kapasitas karena sebagian buyer masih ragu untuk melakukan pembelian,” jelasnya.

Budhi menekankan, pemerintah perlu segera memberikan penjelasan resmi mengenai akar masalah kasus ini.

“Sudah tiga pekan berjalan tetapi belum ada klarifikasi memadai. Kepercayaan buyer hanya bisa kembali bila ada kejelasan resmi pemerintah yang disertai evidence,” katanya.

Ia juga menegaskan pentingnya komunikasi langsung dengan otoritas AS.

“Komunikasi pemerintah Indonesia dengan FDA perlu diperkuat agar pasar AS kembali percaya. Penjelasan ke publik luar negeri dan dalam negeri sama pentingnya untuk memulihkan keyakinan konsumen,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil, menuturkan dampak kasus recall sudah mulai dirasakan petambak.

“Di beberapa wilayah, terutama Sumatera bagian Utara, harga udang sudah turun sampai 30%. Di tempat lain juga mulai menurun karena serapan ekspor terganggu,” paparnya.

Ia juga berharap pemerintah segera memberikan klarifikasi resmi ke otoritas AS.

“Kami harap pemerintah segera menjawab FDA bahwa udang kita aman. Yang terpapar hanya di BMS Cikande. Seharusnya BMS lain dan cold storage lain bisa berjalan normal,” katanya.

Kasus recall ini bermula ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menarik produk udang beku merek Great Value yang dijual Walmart. Produk asal Indonesia yang dipasok BMS Foods tersebut terdeteksi mengandung isotop radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

Budhi menegaskan, kasus ini bersifat terisolasi dan tidak mencerminkan keseluruhan produk udang Indonesia.

“Udang Indonesia tetap aman. Kasus ini lokal sifatnya, tidak bisa digeneralisasi terhadap seluruh produksi nasional,” pungkasnya.

Baca Juga: Ini Penjelasan BMS Food Soal Udang Beku yang Terpapar Cesium

Selanjutnya: Protes Gen Z Paksa PM Nepal Mundur, Negosiasi Pemimpin Baru Dimulai

Menarik Dibaca: 5 Destinasi Eropa Paling Favorit, Ada Paris Hingga Milan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×