Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
Lain halnya dengan PT Bumi Resources (BUMI) mereka mengaku tak mengajukan revisi penambahan kuota produksi. Direktur dan Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava menyebut target produksi BUMI pada tahun ini tetap di angka 87 juta ton hingga 90 juta ton.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) akan diversifikasi bisnis ke sektor hilir batubara
Mengenai revisi rencana kerja dan anggaran biaya ini, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono menuturkan saat ini Kementerian ESDM belum memutuskan penambahan kuota produksi batubara pada tahun ini.
Dengan adanya 34 perusahaan yang mengajukan revisi, Pemerintah berpeluang mengerek target produksi batubara pada 2019. Adapun target awal produksi batubara nasional sebesar 489,12 juta ton. Per Juni Kementerian ESDM mencatat produksi batubara nasional sudah mencapai 175,8 juta ton.
Bambang menambahkan sekarang ini masih dalam tahap evaluasi terhadap perusahaan yang mengajukan revisi meliputi pemenuhan peraturan, misalnya DMO. "(Evaluasi) masalah comply dengan peraturan, comply dengan DMO, kewajiban lingkungan," ungkapnya, Senin (2/9).
Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) putar otak untuk membalikkan kerugian di semester I
Ia menargetkan keputusan terkait penambahan produksi batubara bisa rampung pada September 2019. "Belum (ditetapkan), karena kalau saya umumkan sekarang pasti harga turun," tambah Bambang.
Menekan harga batubara
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra menjelaskan penambahan produksi batubara berpotensi menekan harga batubara. Sebab, dengan kondisi pasar batubara yang oversupply, tren penurunan harga batubara acuan (HBA) bisa berlanjut. "Dengan kondisi oversupply pembeli yang mengendalikan harga," ujarnya pada Kontan.co.id.
Di lain sisi, Hendra mengaku produsen batubara memiliki rencana masing-masing untuk kegiatan perusahaannya, tak terkecuali mengajukan revisi peningkatan produksi emas hitam ini.
"Ada yang mungkin sudah pesan alat berat, meminjam uang dari bank untuk kegiatan operasional, ada yang mungkin jual dengan margin tipis, masing-masing punya strategi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News