Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Produsen makanan olahan laut dari Indonesia mulai menjaring berkah dari usaha pemerintah memperkuat industri berbasis maritim. Kebijakan pro maritim tersebut tentu bisa membuka peluang bagi perusahaan makanan olahan laut Indonesia bisa berkibar di mancanegara.
Salah satu perusahaan makanan olahan laut yang bersiap memperbesar pasar di mancanegara tersebut adalah PT Sekar Bumi Tbk. Tahun ini, manajemen Sekar Bumi membidik pertumbuhan ekspor sebesar 20% dari realisasi ekspor tahun 2015 lalu yang tercatat mencapai Rp 1,32 triliun.
Mengacu realisasi ekspor tahun lalu, itu artinya Sekar Bumi membidik nilai ekspor tahun ini Rp 1,58 triliun. Nah, untuk mencapai target, Sekar Bumi akan mengoperasikan pabrik baru yang berlokasi di Cikupa, Tangerang, Banten.
Pengoperasian pabrik anyar tersebut akan menambah kapasitas produksi makanan olahan Sekar Bumi menjadi 24.000 ton per tahun. "Kapasitas produksi kami sebelumnya baru 12.000 ton per tahun," kata Harry Lukminto, Presiden Direktur Sekar Bumi, Senin (25/4) ditemui seusai bertemu dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Asal tahu saja, pabrik Sekar Bumi di Cikupa yang baru beroperasi tersebut menempati lahan seluas 3,5 hektare (ha). Di lokasi ini, Sekar Bumi memiliki dua pabrik. Selain itu Sekar Bumi juga punya pabrik Sidoarjo, dan Lamongan Jawa Timur.
Harry menambahkan, keinginan Sekar Bumi memperbesar ekspor tersebut seiring dengan harapan pemerintah untuk memperkuat industri maritim.
Tak hanya menambah produksi, manajemen emiten berkode saham SKBM tersebut akan melakukan pengembangan produk. "Sejauh ini, konsentrasi produk kami masih berbahan dasar udang, dan semua bahan baku kami berasal dari dalam negeri,"
terang Harry.
Asal tahun saja, produk makanan yang diproduksi Sekar Bumi diantaranya berbentuk bakso serta aneka makanan berbasis udang dan ikan. Tiga perusahaan yang menjadi pelanggan terbesar Sekar Bumi di pasar global adalah Chicken of The Sea Frozen Foods,
Toyota Thusho Corp dan Mazzeta Company.
Industrialisasi
Terkait dengan ketersediaan bahan baku udang dan ikan, Harry menyatakan, Sekar Bumi telah melakukan industrialisasi perikanan.
Dengan melakukan industrialisasi, maka pasokan bahan baku udang dan ikan bisa mereka penuhi dari dalam negeri. Sebab, 90% produk olahan Sekar Bumi melayani pasar ekspor yang butuh kepastian ketersediaan barang.
Hingga saat ini, Harry mengungkapkan, ada lebih dari 30 negara tujuan ekspor produk Sekar Bumi.
"Negara tujuan ekspor utama kami adalah Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa," tuturnya.
Melihat prospek industri pengolahan yang terus tumbuh, Menteri Perindustrian Saleh Husin, berharap nilai ekspor olahan ikan ke depan bisa terus tumbuh. Ia melihat Indonesia memiliki peluang besar untuk menggenjot ekspor dari industri ini.
Menurut data yang dimiliki Kementerian Perindustrian (Kemprin) menyebutkan, ekspor ikan olahan tercatat sebanyak 93.900 ton per tahun dengan nilai US$ 342,7 juta atau setara dengan Rp 4,5 triliun per tahun.
"Nilai ekspor akan bertambah besar jika kita mengembangkan industrinya," kata Saleh.
Secara umum, industri makanan dan minuman tumbuh 7,88% tahun 2015 lalu dan menjadi penopang industri secara keseluruhan. Tahun ini diprediksi masih bisa meningkat sekitar 6%–8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













