kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sime Darby Bhd bangun pabrik CPO senilai US$ 100 juta di Kalsel


Jumat, 01 Juli 2011 / 10:31 WIB
Sime Darby Bhd bangun pabrik CPO senilai US$ 100 juta di Kalsel
ILUSTRASI. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (IDX code: YPAS), an Indonesia publicly owned company, manufactures and exportsPolypropylene (PP) and Polyethylene (PE) Woven Bags, CementBags / Paper Bags, Block-bottom Bags, Laminated Cloth,Tarpaulin, Kraft Paper, and many


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Raksasa perkebunan sawit Malaysia, Sime Darby Bhd berencana memacu sektor hilir minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).

Sime Darby melalui anak usahanya PT Minamas Plantation, sedang membangun pabrik pengolahan CPO di Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik itu bakal memiliki kapasitas terpasang sebanyak 2.500 ton CPO per hari atau 750.000 ton per tahun.

Mohd Ghozali Bin Yahya, Head of Plantation Upstream Indonesia PT Minamas Plantation menuturkan, pembangunan pabrik itu menelan investasi sebesar RM 330 juta atau setara US$ 100 juta. Dana ini bakal digunakan untuk membangun infrastruktur pabrik seluas 6 hektare (ha), termasuk juga untuk pembelian alat dan mesin pengolahan CPO.

"Pabrik ini masih dalam tahap rekonstruksi dan ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2013 nanti," kata dia, di Jakarta (30/6).

Pembangunan pabrik itu merupakan langkah lebih lanjut dari aktivitas bisnis Sime Darby di Indonesia. Selama ini, aktivitas bisnis Sime Darby di Indonesia memang baru sebatas memacu sektor hulu industri kelapa sawit saja.

Sime Darby misalnya telah memiliki lahan perkebunan sawit seluas 287.390 ha, sebanyak 209.391 ha di antaranya berstatus sudah ditanami kelapa sawit (Palm Oil planted area). Lahan perkebunan itu tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari luas lahan sebanyak itu, saban tahun Sime Darby bisa memproduksi 3,9 juta ton tandan buah segar (TBS) dan 800 ribu ton CPO.

Sime Darby melihat, permintaan produk olahan CPO di pasar Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Tren ini jelas menyajikan potensi keuntungan berlipat, terlebih populasi Indonesia terbilang banyak.

Faktor inilah yang menjadi alasan Sime Darby untuk tergerak menggarap sektor hilir CPO. "Permintaan Indonesia sangat besar, produk dari pabrik ini bakal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia," tandas Ghozali.

CPO bersertifikat terus ditingkatkan

Selain memacu hilirisasi usaha, Sime Darby juga terus berusaha meningkatkan jumlah produksi CPO bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Ghozali bilang, dari produksi CPO Sime Darby secara global yang mencapai 2, juta per tahun, 1 juta ton di antaranya sudah bersertifikat RSPO.

Sebanyak 1 juta ton CPO bersertifikat itu dihasilkan dari 27 unit strategic operasional (SOUs). "Sebanyak 63 SOUs ditargetkan akan mendapat sertifikat RSPO hingga akhir tahun ini," ujar Ghozali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×