kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skema Power Wheeling Berpotensi Dorong Pengembangan Industri Hijau


Minggu, 24 Juli 2022 / 17:08 WIB
Skema Power Wheeling Berpotensi Dorong Pengembangan Industri Hijau
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Kementerian ESDM kini tengah mengkaji skema power wheeling untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kini tengah mengkaji skema power wheeling untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan.

Skema power wheeling merupakan pemanfaatan bersama jaringan tenaga listrik, merupakan sebuah mekanisme yang dapat memudahkan transfer energi listrik dari sumber energi terbarukan atau pembangkit non-PLN ke fasilitas operasi perusahaan dengan memanfaatkan jaringan transmisi yang dimiliki dan dioperasikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, skema power wheeling diharapkan dapat mendorong pengembangan industri hijau melalui penyediaan energi dengan inisiatif dari kalangan industri sendiri.

"Apabila skema ini berjalan, industri dapat melakukan penyediaan energi terbarukan secara sendiri," jelas Dadan kepada Kontan.co.id, Minggu (24/7).

Baca Juga: Pertamina NRE Dorong Kehadiran RUU Energi Baru Terbarukan

Dadan menjelaskan, nantinya industri dapat menyalurkan listriknya melalui jaringan PLN atau dengan kata lain melalui skema sewa jaringan PLN.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang menyebut, kehadiran skema power wheeling bisa memberikan solusi untuk perusahaan global yang tergabung dalam RE100 untuk mendapatkan sumber energi dari pembangkit EBT.

Kendati demikian, Arthur mengakui, pelaksanaan power wheeling bukan tanpa tantangan.

"Perlu ada kesiapan kapasitas transmisi, keandalan suplai dari pembangkit EBT terutama yang intermitensinya tinggi," jelas Arthur ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/7).

Arthur menambahkan, tantangan lainnya yakni kepastian terhadap harga sewa ataupun jangka waktu sewa penggunaan bersama jaringan listrik.

Menurut pandangan asosiasi, saat ini ada minat besar dari perusahaan anggota untuk mendorong investasi pembangkit EBT. Ini pun sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) dari pemerintah.

Arthur menambahkan, saat ini pengembangan transmisi masih menjadi domain dari PLN. Kendati demikian, jika pemerintah membuka peluang investasi untuk perusahaan swasta maka pihaknya siap mendukung.

"Kami sebagai pelaku usaha dibidang kelistrikan siap mendukung program pemerintah," kata Arthur.

Baca Juga: Draf RUU EBT: Pemerintah Beri Izin IPP Bangun Jaringan Transmisi EBT Sendiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×