Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kini menargetkan investasi hulu sebesar US$ 200 miliar dari program produksi 1 juta barrel minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030.
Plt Deputi Perencanaan SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan salah satu upaya percepatan realisasi investasi dilakukan SKK Migas dengan mempercepat proses persetujuan Authorization for Expenditure (AFE), melalui penerapan sistem online.
“Kami terus menerus melakukan pembenahan untuk mempercepat proses dokumen yang dibutuhkan Kontraktor KKS, antara lain melalui memberlakukan sistem online pada persetujuan AFE sejak pengajuan dokumen, sampai pada proses persetujuan. Ini membuat kami juga mampu bekerja lebih cepat,” kata Julius dalam keterangan resmi, Senin (5/7).
Julius menambahkan, SKK Migas juga merubah standar waktu di lingkungan internal untuk mengevaluasi persetujuan AFE, dari yang sebelumnya sekitar 15-43 hari kerja (tergantung besaran nilai AFE yang diajukan), menjadi sekitar 3-5 hari setelah seluruh dokumen pendukung untuk persetujuan AFE dinyatakan lengkap termasuk pembahasan teknis. Penerapan sistem online juga menjadi jalan keluar baru hulu migas untuk memastikan proses bisnis tetap berjalan lancar pada saat pembatasan pergerakan akibat pencegahan Covid-19 seperti saat ini.
Upaya mempercepat proses di SKK Migas merupakan bagian dari transformasi SKK Migas agar sektor ini tetap kompetitif di tengah makin sengitnya persaingan untuk menarik minat para investor. “Kita bersyukur team work dan spirit yang dibangun di SKK Migas telah mampu meningkatkan koordinasi antar bidang sehingga persetujuan-persetujuan yang melibatkan banyak fungsi dapat berjalan dengan lancar,” tambah Julius.
Baca Juga: Jelang alih kelola, pengadaan rig Rokan masih terus berlangsung
Percepatan proses persetujuan AFE menjadi 3-5 hari kerja dinilai Julius akan memberikan waktu yang lebih longgar bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk merealisasikan biaya-biaya yang telah disepakati oleh SKK Migas dalam work, program & budget (WPnB).
"Kami menyakini percepatan proses di SKK Migas akan berkontribusi bagi upaya mengejar target investasi, pemboran dan kegiatan operasional lainnya di sisa waktu yang ada di tahun 2021," ujar Julius.
Julius menuturkan, Keberhasilan SKK Migas mempercepat persetujuan AFE maka melengkapi capaian SKK Migas sebelumnya yang mampu mempercepat proses rekomendasi perizinan melalui layanan one door service policy (ODSP) yang berhasil mempercepat waktu perizinan dari 14 hari kerja menjadi 3 hari kerja.
Julius menambahkan, dengan semakin cepatnya proses-proses di SKK Migas menunjukkan transformasi yang digaungkan di tahun 2019 yang lalu telah berjalan pada jalur yang diharapkan. Hal ini pun dinilai dapat menjadi pondasi yang kuat dalam upaya mengejar produksi 1 juta barrel minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030”.
“Investasi untuk mencapai target 2030 tersebut diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 200 miliar, sehingga dengan proses-proses yang semakin cepat dengan memangkas waktu yang ada, dan proses yang transparan di SKK Migas, maka investasi yang besar tersebut mampu didukung dengan baik dan akan mendukung upaya meningkatkan iklim investasi bersaing dengan negara lainnya,” pungkas Julius.
Selanjutnya: SKK Migas: Proyek Tangguh Train 3 berpotensi mundur ke 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News