Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menaikkan tarif pungutan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari 7,5% menjadi 10%. Kebijakan ini memicu kekhawatiran terhadap daya saing industri sawit nasional di pasar global.
Menanggapi hal itu, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menyatakan siap mengantisipasi dampaknya dengan strategi jangka panjang yang fokus pada efisiensi operasional dan penguatan rantai hilir.
Head of Investor Relations STAA, Kevin Wijaya, menjelaskan bahwa dampak kenaikan pungutan ekspor terhadap kinerja keuangan perusahaan relatif kecil. Hal ini karena kontribusi ekspor terhadap pendapatan STAA tergolong minor.
Ia menjelaskan bahwa porsi ekspor hanya menyumbang sekitar 5% dari total pendapatan grup kami dan sebagian besar terdiri dari produk Palm Kernel (PK) dan turunannya, bukan CPO.
Baca Juga: Surati Sri Mulyani, Gapki Minta Kenaikan Pungutan Ekspor CPO Ditunda
"Jadi, pengaruh langsung terhadap pendapatan dan laba perusahaan diperkirakan sangat terbatas,” ujar Kevin kepada KONTAN, Senin (19/5).
Dalam menghadapi dinamika regulasi, STAA mengedepankan efisiensi operasional di seluruh rantai pasok. Salah satu langkah strategis utama adalah penyelesaian proyek hilirisasi (refinery) yang dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir semester pertama tahun ini.
“Dengan adanya fasilitas hilir, CPO kami akan diproses menjadi produk turunan seperti Olein dan Stearin, yang tidak hanya memiliki nilai tambah lebih tinggi, tapi juga dikenakan pajak ekspor yang lebih rendah,” kata Kevin.
STAA juga terus mengimplementasikan program Continuous Improvement di unit kebun dan pabrik untuk menekan biaya serta meningkatkan produktivitas.
Terkait dampak kebijakan ini terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima petani, STAA tetap berkomitmen menjaga hubungan kemitraan dengan petani plasma dan swadaya.
Baca Juga: Pungutan Ekspor CPO Naik Jadi 10%, Kementerian ESDM: Dana Kompensasi B50 Tercukupi
“Kami menjalankan program pelatihan dan pendampingan teknis agar petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS. Dengan kualitas yang lebih baik, harga dan penghasilan petani juga akan meningkat,” jelas Kevin.
STAA juga sedang mengkaji peluang akuisisi lahan perkebunan baru untuk memperkuat pasokan internal dan meningkatkan produksi CPO. Ini menjadi bagian dari strategi besar perusahaan dalam mendorong diversifikasi produk ke sektor hilir.
“Semakin hilir produk yang dihasilkan, semakin rendah beban pajak ekspornya. Ini adalah langkah konkret kami untuk meningkatkan margin dan ketahanan bisnis terhadap fluktuasi harga dan regulasi global,” tutupnya.
Baca Juga: Kian Membebani Petani, Apkasindo Keberatan Kenaikan Pungutan Ekspor CPO
Selanjutnya: Pendapatan Turun, INKP Masih Catatkan Kenaikan Laba 7,16% pada Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: Cara Buat NPWP Online dari rumah, Dijamin Gampang dan Simpel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News