kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surveyor Indonesia bidik pendapatan Rp 1,45 triliun pada tahun ini


Senin, 02 Agustus 2021 / 18:28 WIB
Surveyor Indonesia bidik pendapatan Rp 1,45 triliun pada tahun ini
ILUSTRASI. gedung surveyor indonesia Pho KONTAN/Achmad Fauzie/29/01/2015


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surveyor Indonesia (Persero) mengejar pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba bersih sepanjang 2021. Perusahaan jasa survei, inspeksi dan konsultasi plat merah ini menargetkan pendapatan senilai Rp 1,45 triliun.

Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (PTSI) Muhammad Haris Witjaksono menyampaikan, pendapatan tahun ini ditargetkan bisa tumbuh dikisaran 3% dibandingkan realisasi tahun lalu. Sepanjang 2020, PTSI meraih pendapatan usaha senilai Rp 1,41 triliun.

Harris bilang, pandemi covid-19 turut berdampak pada industri jasa Testing, Inspection and Certification (TIC). Alhasil, sepanjang tahun lalu PTSI juga fokus pada proses-proses penanganan pandemi di lingkup karyawan sembari mengubah model-model operasi.

Baca Juga: Gelar sosialisasi, BUMN Jasa Survei siap kolaborasi untuk kemajuan Indonesia Timur

Strategi yang dilancarkan PTSI bertumpu pada dua hal pokok. Pertama, desentralisasi bisnis, termasuk penguatan kompetensi, kapasitas dan portofolio usaha. Kedua, digitalisasi proses bisnis untuk  meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalkan risiko.

"Kami mengembangkan investasi yang cukup besar di bidang teknologi informasi agar operasional bisa berjalan dengan baik, beradaptasi dengan situasi yang berkembang sangat cepat. Sehingga kami memastikan pelayanan bisa terselenggara tanpa mengecewakan pelanggan," kata Harris dalam media conference 30 Tahun PT Surveyor Indonesia yang digelar Senin (2/8).

Dengan strategi tersebut, dari realisasi pendapatan senilai Rp 1,41 triliun, PTSI mampu meraih laba bersih sebesar Rp 102 miliar pada periode 2020. Dilihat dari segmen usahanya, jasa survey menjadi penyumbang pendapatan terbesar pada tahun lalu dengan nilai Rp 480,1 miliar.

Disusul oleh jasa inspeksi sebesar Rp 398,7 miliar, jasa verifikasi (Rp 290,7 miliar), jasa konsultasi (Rp 163,45 miliar), jasa sertifikasi (Rp 66,1 miliar) dan jasa testing (Rp 19,9 miliar).

Sedangkan jika dirinci dari sektor pengguna jasa, minyak & gas (migas) dan sistem pembangkit berkontribusi paling besar dengan menyumbang 41,1%. Selanjutnya berasal dari sektor penguatan institusi dan kelembagaan (21.9%), sektor mineral dan batubara (19,5%), serta sektor infrastruktur (17,6%).




TERBARU

[X]
×