Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Dia menambahkan, produksi katoda tembaga PT Smelting selama tahun 2022 berjalan sudah mencapai 290.000 ton atau setara 90% dari total kapasitas produksi smelter perusahaan.
Angka ini sudah sesuai dengan target produksi yang dicanangkan PT Smelting sejak awal tahun. Capaian ini juga dianggap cukup memuaskan, mengingat PT Smelting masih menghadapi kendala pandemi Covid-19.
Sekadar catatan, selain katoda tembaga yang dapat diolah menjadi kawat dan kabel, smelter PT Smelting juga dapat menghasilkan beberapa produk sampingan. Di antaranya adalah asam sulfat untuk industri pupuk, terak tembaga dan gipsum untuk industri semen, hingga lumpur anoda yang merupakan unsur logam berharga.
Baca Juga: Ini Penyebab Proyek Smelter Freeport Indonesia Mundur ke 2024
Untuk tahun depan, PT Smelting berharap dapat kembali memproduksi sekitar 290.000 ton katoda tembaga. Hal ini didukung oleh aktivitas annual shutdown smelter yang telah selesai, sehingga produksi PT Smelting dapat kembali normal.
"Kami bisa memenuhi target produksi asalkan tidak ada kendala suplai konsentrat tembaga dari Freeport Indonesia," jelas Sapto.
Prospek bisnis PT Smelting dinilai Sapto masih sangat menjanjikan di masa mendatang seiring permintaan produk hilir tembaga yang tinggi secara global. Sebab, tembaga masih dipandang sebagai material penghantar listrik terbaik dan terefisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News