kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tenang, produksi mobil di Indonesia masih bisa berjalan normal walau ada virus corona


Sabtu, 07 Maret 2020 / 08:29 WIB
Tenang, produksi mobil di Indonesia masih bisa berjalan normal walau ada virus corona
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik pembuatan suku cadang mobil di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

Untuk diketahui, virus corona diprediksi mampu melemahkan industri dan bisnis global, tak terkecuali pada sektor otomotif. Sebab, China merupakan pemasok raksasa suku cadang otomotif di seluruh dunia. Berdasarkan data PBB, selama 2018 sedikitnya China telah mengekspor 35 miliar dollar AS suku cadang ke seluruh penjuru dunia. 

Baca Juga: Toyota komitmen kembangkan kendaraan listrik di Indonesia

Sementara, data pemerintah China sekitar 20 miliar dollar AS dari ekspor itu diserap Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, suku cadang itu dikirim ke toko-toko ritel, serta dikirim kembali ke pabrik untuk dirakit menjadi mobil. Adapun suku cadang yang diproduksi di China cukup beragam, mulai dari yang berteknologi tinggi seperti chip komputer, sekrup, baut, piston mobil, hingga bemper mobil. 

"Saya melihat dampak global pada akhir Februari secara bertahap jika produksi China tidak kembali [minggu ini]. Semua produsen mobil memiliki ruang perang rantai pasokan yang sedang berlangsung saat ini untuk menentukan apa yang dapat mereka lakukan. Tetapi China sangat besar, tidak mungkin mereka tidak dapat terpengaruh," ujar VP Centre for Automotive Research Kristis Dziczek.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasokan Komponen Otomotif Bisa Bertahan 4 Bulan Imbas Virus Corona"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




[X]
×