kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Tingkatkan Kemampuan Pencarian dan Pertolongan, Basarnas Gandeng Esri Indonesia


Kamis, 17 Maret 2022 / 16:34 WIB
Tingkatkan Kemampuan Pencarian dan Pertolongan, Basarnas Gandeng Esri Indonesia
ILUSTRASI. Esri Indonesia


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Esri Indonesia, penyedia solusi geospasial terkemuka di Indonesia, mengumumkan kemitraan strategis dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), badan pelaksana pusat untuk nasional dan kebijakan umum dalam bidang pencarian dan pertolongan.

Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), Analisa Big Data, dan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI).

Pada tahun 2020, Indonesia mengalami 29 bencana alam, menjadikannya negara paling rawan bencana alam di dunia. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana yang paling banyak terjadi pada tahun 2020 adalah bahaya hidrometeorologi atau bencana yang terjadi akibat dari fenomena meteorologi.

Penggunaan teknologi geospasial dapat secara signifikan meningkatkan kolaborasi antara lembaga pemerintahan terkait yang memungkinkan mereka untuk dapat mengakses informasi yang akurat, sesuai dengan wewenang, kapan saja dan di mana saja.

Baca Juga: Waskita Karya jalin kemitraan dengan Esri Indonesia adopsi GeoBIM

Penggunaan teknologi geopasial ini akan mengoptimalkan koordinasi yang lebih efisien untuk waktu tanggap bencana dan kegiatan penyelamatan di seluruh wilayah.

Menurut Christanto Yanuar, Country Manager Esri Indonesia, kemajuan teknologi dan inovasi telah menciptakan peluang baru untuk meningkatkan ketahanan bencana dan mengurangi risiko bencana.

Perkembangan disrupsi teknologi – seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Internet untuk Segala (Internet of Things) dan Mahadata (Big Data) telah bertansformasi ke berbagai bidang, termasuk meminimalisasi resiko bencana dan manajemen bencana.

Misalnya, algoritma berbasis AI dapat digunakan dalam analisis prediktif untuk membantu memprediksi bencana serta mempercepat waktu pemulihan dan waktu tanggap.

“Ketika setiap detik berharga dan tingkat resiko yang tinggi, badan yang berada di garis terdepan harus membuat keputusan yang didorong oleh data real-time otoritatif yang akurat, sehingga mereka yakin bahwa mereka telah membuat pilihan terbaik walau di bawah tekanan,” kata Yanuar dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (17/3).



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×