Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun ini, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) emiten penyedia jasa sewa kapal dan jasa angkutan barang tahun ini menargetkan kenaikan kinerja baik pendapatan dan laba bersih.
TCPI menargetkan pendapatan naik sekitar 40% dan dari laba tumbuh sekitar 65% dibandingkan dengan tahun 2023 lalu.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2023 TCPI mencatatkan pendapatan Rp 1,82 triliun dengan laba periode berjalan senilai Rp 188,68 miliar.
“Perseroan menargetkan kenaikan pendapatan Perseroan di tahun 2024 sekitar 40% dan kenaikan laba sekitar 65% dari pendapatan dan laba Perseroan di tahun 2023,” ungkap Corporate Secretary Transcoal Pacific Anton Ramada kepada Kontan, Kamis (18/4).
Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) Siapkan Capex Hingga Rp 1,5 Triliun pada 2024
Untuk mencapai target ini, pada Maret 2024 TCPI tercatat telah menandatangani perjanjian dengan salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim) yang diestimasi nilai kontrak Rp 15 miliar.
“Ini adalah perjanjian penyediaan jasa tongkang terapung untuk penyimpanan sementara bahan bakar minyak di Pelabuhan LTT Bengalon yang diperoleh dari salah satu perusahaan tambang terbesar di Kalimantan Timur,” jelas Anton.
Selain kontrak tersebut, TCPI di tahun 2024 juga masih menjalankan beberapa kontrak kontrak jangka panjang yang dimiliki dan dinilai akan memberikan pengaruh besar pada pendapatan tahun ini.
“Ada angkutan kargo batubara dari 2 perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, dan dari satu perusahaan trading batubara. Kemudian ada kontrak angkutan kargo solar industri dari salah satu perusahaan supplier solar industri di Indonesia serta kontrak angkutan kargo CPO (Cruel Palm Oil) dari salah satu perusahaan penghasil CPO di Indonesia,” jelas Anton.
Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) Beli 1 Unit Kapal Mother Vessel Senilai US$ 14,8 Juta
Ia menambahkan, di tahun 2024 TCPI juga akan memberikan jasa angkutan kargo kepada beberapa perusahaan trading batubara atau nikel atau kargo curah lainnya.
“Kalau ini sistemnya untuk kontrak-kontrak sekali pengapalan atau kita sebut sebagai single shipment,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News