kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Usai pandemi, Selandia Baru dorong pengembangan panas bumi di Indonesia


Sabtu, 12 September 2020 / 08:35 WIB
Usai pandemi, Selandia Baru dorong pengembangan panas bumi di Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Lebih dari 36 tahun lalu, katanya, kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Selandia Baru melahirkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama Indonesia di Kamojang, Jawa Barat yang dibangun dengan bantuan finansial New Zealand Aid Programme. Kemitraan ini akan memasuki fase baru, sejalan dengan ambisi Indonesia untuk memproduksi 7.241 megawatt tenaga listrik dari panas bumi pada 2025.

Pemerintah Selandia Baru telah berkomitmen mengalokasikan bantuan sebesar Rp 296,86 miliar selama periode 2017-2022 dalam bentuk pelatihan bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dukungan teknis bagi mitra termasuk Kementerian ESDM dan PT Sarana Mitra Infrastruktur (SMI), serta upaya peningkatan akses ke energi panas bumi di Maluku.

Diana menyebut, selama lebih dari 50 tahun, Selandia Baru telah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk pengembangan energi panas bumi di Indonesia dan akan terus memberi pelatihan bagi pakar-pakar panas bumi Indonesia. "Melalui NZTE dan New Zealand Aid Programme, Selandia Baru akan terus berupaya mewujudkan potensi panas bumi Indonesia berbekal kerja sama yang telah lama terbangun," ungkapnya.

Baca Juga: PLN beberkan kendala yang bisa hambat konversi kompor LPG ke kompor induksi

Adapun, DIIGC 2020 diselenggarakan oleh Asosiasi Panasbumi Indonesia (API)menggunakan platform Zoom pada 1-10 September 2020. Ajang ini diadakan sebagai pengganti Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2020, yang ditunda hingga 2021 akibat pandemi Covid-19.

Mengusung tema “The Future is Now: Committing Geothermal Energy for Indonesia’s Sustainable Development”, DIIGC 2020 bertujuan memberi kesempatan bagi pelaku industri panas bumi Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan mitra potensial, termasuk Selandia Baru yang telah rutin berpartisipasi dalam IIGCE sejak 2015.

“Kami telah mendukung keberhasilan Indonesia dan kami ingin membantu  mewujudkan potensi panas buminya dengan bekal kerja sama yang telah terbangun selama beberapa dekade. Saat ini, Indonesia adalah penerima bantuan pembangunan terbesar dari Selandia Baru di luar Pasifik,” pungkas David Parker.

Selanjutnya: Pidato dies natalis Unpad, Jokowi sebut ada perubahan budaya kerja akibat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×