Reporter: Filemon Agung, Pratama Guitarra | Editor: Pratama Guitarra
Produksi gas lapangan Gehem semula diproyeksi akan mencapai 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan produksi Gendalo sebesar 700 mmscfd. Belum lagi adanya produksi kondensat yang dihasilkan Gendaho-Gehem yang mencapai sekitar 50.000 barel per hari.
Dikonfirmasi terpisah Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengungkapkan pihaknya memang masih menanti info resmi dari Chevron. Padahal, SKK Migas telah menyurati Chevron terkait permintaan penjelasan minat Chevron di tahap II IDD. "Surat baru dikirimkan pekan ini, jadi butuh waktu untuk menunggu jawabannya," jelas Susana, Kamis (23/7).
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, pihaknya selama ini terus mendesak CPI soal kepastian melanjutkan pengelolaan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD). "Kita sudah mendesak Chevron, posisinya kami masih tunggu laporan Chevron. Tentu saja ini tidak boleh berlarut-larut," terang Dwi, Jumat (17/7).
Dwi bahkan mengungkapkan, ada pihak-pihak yang tertarik untuk masuk dalam pengelolaan Blok IDD tahap II ini. Kendati demikian ia belum mau merinci lebih jauh soal hal tersebut. Menurutnya, proses kepastian yang berlarut-larut bakal mempengaruhi evaluasi keekonomian proyek.
Ia memastikan, proses tindak lanjut pengembangan Blok IDD juga mengalami hambatan dengan adanya pandemi covid-19. "Memang sehubungan dengan covid-19 ini dimana segala kegiatan review dan upaya untuk melihat tindak lanjut di proyek IDD juga agak sedikit terhambat, evaluasi keekonomian juga terganggu," jelas Dwi.
Kendati demikian, baik Chevron maupun SKK Migas belum mau merinci seputar calon-calon mitra potensial yang tertarik dalam pengembangan IDD tahap II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News