Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, meresmikan PENS - VKTR Innovation Lab of Transport Electrification di kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), di Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/5).
Acara ini ditandai dengan penyerahan bus listrik merek BYD type K9 oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono kepada Direktur PENS Aliridho Barakbah.
Gilarsi mengatakan, berdirinya EV Innovation Lab ini merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani kedua pihak, yang menyepakati sejumlah langkah strategis untuk mewujudkan kerjasama di bidang penelitian, pengembangan, dan inovasi teknologi elektrifikasi transportasi.
"Kerja sama antara VKTR dan PENS ini nantinya akan bermuara pada tiga hal. Yakni, pengembangan komponen telematika dan mekatronika, repowering bus dan angkot dari mesin bensin menjadi listrik, dan pengembangan teknologi motor listrik," tutur Gilarsi dalam keterangan tertulis, Senin (30/5).
Baca Juga: BNBR Memacu Bisnis Kendaraan Listrik dan Energi Baru, Ini Sederet Proyek yang Digarap
Dalam hal pengembangan telematika, lanjut Gilarsi, VKTR bersama PENS akan melakukan studi secara mendalam terhadap aspek telekomunikasi dan informatika yang ada di dalam kendaraan listrik. Sedangkan dalam hal mekatronika, studi akan banyak difokuskan kepada aspek teknik mesin, teknik listrik dan perangkat lunak yang ada di dalam kendaraan listrik.
“Dari studi tersebut, insyaAllah ke depannya kita akan mampu mengembangkan aspek telematika dan mekatronika dari kendaraan listrik secara mandiri,” ujar Gilarsi.
Kerjasama ini juga menjangkau studi yang akan memungkinkan VKTR dan PENS membangun industri yang mampu mengonversi alat transportasi publik dari mesin berbahan bakar energi fosil menjadi kendaraan listrik.
“Bersama PENS kita juga akan mengembangkan teknologi motor listrik. Salah satunya dengan menghadirkan motor listrik yang memiliki teknologi self-balance, sehingga jauh lebih nyaman dikendarai dibanding motor yang sudah ada selama ini,” terangnya.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, S.Kom, Ph.D menyambut baik kerja sama ini. Kolaborasi dengan VKTR menjadi terobosan yang akan membantu membangun budaya inovasi di kampusnya.
Pengembangan pusat riset dan inovasi di bidang elektrifikasi transportasi antara PENS dan VKTR ini akan secara aktif melibatkan mahasiswa PENS dalam proses riset dan inovasinya.
Ke depannya, PENS dimungkinkan untuk mendirikan program studi mengenai elektrifikasi transportasi. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi pada bidang ini, sehingga dapat mendorong dan mempercepat pembangunan EV factory dan EV infrastructure di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, VKTR mendatangkan 1 unit bus listrik merek BYD tipe K9 di Kampus PENS. Bus dengan panjang 12 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,3 meter ini dikendarai via tol transjawa, dari Jakarta menuju Surabaya, dengan penumpang sebanyak 9 orang.
“Unit bus ini akan menjadi salah satu perhatian utama dari penelitian yang akan dilakukan oleh Tim Peneliti PENS ke depan,” jelas Gilarsi.
Dalam perjalanannya, bus ini menempuh jarak kurang lebih sejauh 796 kilometer. Sepanjang perjalanan, bus melakukan penambahan daya (recharging) sebanyak 2 kali, yakni di Kantor PLN Pekalongan, Jawa Tengah dan PLN Ngawi, Jawa Timur.
Dalam kondisi baterai penuh, bus ini mampu menempuh jarak 200 hingga 250 kilometer di dalam kota dan 400 hingga 500 kilometer di tol dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. "Kami berterima kasih kepada pihak PLN yang telah mendukung penuh perjalanan bus listrik ini, sehingga lancar dan selamat sampai tujuan,” tambah Gilarsi.
Gilarsi mengatakan, karena masih minimnya stasiun pengisian daya, dalam perjalanannya bus listrik ini dikondisikan untuk hanya berjalan dengan kecepatan maksimal 70 km per jam. Hal ini dilakukan untuk menghemat daya baterai.
Kata Gilarsi, proses penambahan daya bus listrik ini membutuhkan waktu sebanyak 3 hingga 4 jam, dari kondisi 0% hingga 100%. Durasi charging-nya akan lebih singkat jika kondisi batere di atas 50% saat dilakukan penambahan daya.
"Jadi, jika stasiun pengisian kendaraan listrik sudah banyak tersedia sepanjang tol Transjawa, saya yakin perjalanan akan lebih menghemat waktu,” terangnya.
Bus listrik BYD K9 ini dibekali motor listrik AC Synchronous Motor yang mampu menyemburkan tenaga 300 kW atau setara 402 dk dan torsi puncak 1.100 Nm.
Bus listrik ini juga sudah dibekali dengan suspensi udara serta sistem pengereman ABS dan EBD.
Baca Juga: Bangkit dari Krisis, Bakrie & Brothers (BNBR) Kembali Mencetak Laba Bersih Tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News