kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah virus corona di China menghambat pasokan bahan baku produsen sepeda


Rabu, 12 Februari 2020 / 21:14 WIB
Wabah virus corona di China menghambat pasokan bahan baku produsen sepeda
ILUSTRASI. Wabah virus corona di China menghambat pasokan bahan baku produsen sepeda. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman wabah virus corona masih mengintai industri dalam negeri. Kali ini, giliran industri sepeda yang mendapat giliran untuk turut merasakan efek dari virus yang menyerupai SARS tersebut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), Eko Wibowo mengatakan bahwa aktivitas industri di China yang terhambat akibat wabah virus corona mengganggu arus pasokan bahan baku berupa komponen sepeda seperti misalnya handlebar, group set dan garpu sepeda.

Baca Juga: Waspada, kata pakar: Virus corona di luar China baru awal wabah

Menurutnya, gangguan arus pasokan ini sudah terasa pada satu bulan belakangan ini. “Sekarang pengiriman komponen (sepeda) bisa terlambat 2-3 minggu,” ujar Eko ketika dihubungi oleh Kontan.co.id, Rabu (12/02).

Maklum saja, sejauh ini China memang masih tercatat sebagai negara pemasok komponen sepeda terbesar secara global. Kapasitas industri komponen sepeda yang besar menyebabkan sebagian besar kebutuhan pasokan komponen sepeda global di pasok dari negeri tirai bambu tersebut.

Celakanya, saat ini sebagian komponen tertentu memang baru diproduksi di China sehingga belum ada opsi pemasok alternatif yang mampu mengisi kebutuhan komponen tersebut apabila pasokan dari China terhenti.

Selain itu, beberapa komponen-komponen lainnya yang sudah diproduksi di negara selain China umumnya memiliki harga jual yang lebih mahal. Dengan demikian, pengalihan pembelian komponen sepeda ke pemasok alternatif otomatis berpotensi mempersempit marjin dari produsen.

Baca Juga: PHRI: Ada penurunan kunjungan wisatawan 20%-30% gara-gara virus corona

Meski demikian, ia menegaskan bahwa fenomena ini belum mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi sepeda di dalam negeri. Pasalnya, meski agak tersendat, kegiatan importasi komponen sepeda masih terus berjalan hingga saat ini.

Di samping itu, meski tidak dapat menyebutkan angka secara pasti, Eko memperkirakan produsen dalam negeri masih memiliki stok persediaan komponen untuk menunjang kegiatan produksi sepeda minimal hingga sebulan ke depan.

“Biasanya, menjelang libur tahun China bisanya produsen sudah menyetok persediaan sampai sebulan berikutnya,” kata Eko (12/02).

Senada, Chief Executive Officer PT Roda Maju Bahagia (RMB), Hendra mengatakan bahwa kegiatan produksi perseroan bisa terganggu apabila pasokan komponen sepeda dari China terganggu.

Baca Juga: Tambah tiga kasus baru virus corona, Singapura terbanyak di luar China

Maklum, sebanyak 70% dari komponen yang digunakan oleh produsen sepeda bermerek Element TMB, Police Bike, Camp, Ion dan Capriolo ini dipasok secara impor dari China Dengan demikian, ia tidak memungkiri bahwa bisa saja perusahaan merevisi target produksinya apabila pasokan komponen dari China terganggu di kemudian hari.

Meski begitu, Hendra optimis hal ini tidak akan mengurangi penguasaan pasar (market share) RMB di pasar sepeda.

“Ini kan fenomena yang dampaknya dirasakan secara global, kalau supply komponen saya terganggu yang lainnya juga pasti ikut terganggu,” jelas Hendra ketika ditemui oleh Kontan.co.id, Minggu (9/2).

Kendati begitu, wabah corona ini agaknya juga berpotensi menghadirkan peluang bagi industri sepeda dalam negeri. Direktur PT Insera Sena produsen Polygon, William Gozali mengatakan bahwa aktivitas industri sepeda di China yang terhambat berpotensi mengurangi volume impor sepeda murah dari China.

Baca Juga: Dongkrak pariwisata, PANR minta pemerintah berani umumkan Indonesia bebas corona

Seiring dengan hal ini, ceruk pasar yang semula diisi oleh sepeda China impor bisa saja diisi oleh produk-produk sepeda dalam negeri. “Tidak tertutup kemungkinan bahwa ini bisa menjadi kesempatan bagi industri (sepeda dalam negeri) untuk bangkit,” tutur William ketika dihubungi oleh Kontan.co.id (12/02).

Asal tahu saja, sebelumnya penjualan sepeda buatan dalam negeri sempat tertekan oleh kehadiran sepeda impor China yang memiliki harga jual murah. Menurut catatan Eko, sebelumnya sepeda impor China mampu menguasai sekitar 60% pasar sepeda dalam negeri lantaran memiliki harga yang lebih murah.

Pasalnya, pola konsumsi sebagian besar konsumen sepeda di dalam negeri cenderung dipengaruhi oleh faktor harga. “Selisih harga barang Rp 100.000 - Rp 200.000 saja sudah signifikan dampaknya,” kata Eko.

Baca Juga: Harapkan kinerja lebih baik di 2020, ini strategi Panorama Sentrawisata (PANR)

Selain menghadirkan peluang pasar baru, wabah virus corona juga dinilai berpotensi mendorong investasi baru dari China ke industri sepeda dalam negeri. 

Eko menilai fenomena virus corona bisa saja mendorong pabrikan sepeda dan komponen di China untuk merelokasi sebagian fasilitas produksinya ke Indonesia guna mendiversifikasi risiko. Hal ini tentunya didukung oleh iklim investasi dalam negeri yang dinilai masih menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×