Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelayaran PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) masih fokus mengembangkan angkutan kapal tanker minyak dan gas, terutama di sektor tanker Aframax dan MR. Selama semester I 2020, BULL berhasil mendapatkan 6 kontrak time charter baru dan 4 kontrak pool charter baik dari Pertamina maupun dari perusahaan minyak asing yang beroperasi di perairan internasional.
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Kevin Wong menjelaskan, kontrak-kontrak baru ini terutama diperoleh dari 8 kapal-kapal baru yang telah diakuisisi oleh BULL.
Baca Juga: Masih Beroperasi Normal, Ini Agenda Bisnis Buana Lintas Lautan (BULL)
"Perolehan kontrak-kontrak baru ini untuk memperkuat strategi usaha BULL yang selalu mengusahakan pendapatan usaha yang hampir seluruhnya berasal dari kontrak sehingga dapat meningkatkan kekuatan fundamental dari arus kas BULL," jelas Kevin kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6).
Sesuai dengan strategi usaha BULL, pihaknya juga tetap mempertahankan normalized revenue minimal sebesar 85% dimana fokus BULL tetap pada kontrak-kontrak Pertamina dan anak usahanya.
Namun Kevin mengatakan, dengan armada kapal tambahan yang baru BULL akuisisi sejak akhir 2019, pihaknya memanfaatkan peluang untuk mendapatkan kontrak dari pasar internasional yang saat ini memiliki tarif sewa yang lebih baik yaitu melalui kontrak time charter dan pool charter.
Kevin berharap perolehan kontrak meningkat pada tahun ini. Dengan strategi usaha berimbang yang berasal dari kontrak sewa serta pengoperasian melalui pool, BULL berada di posisi yang menguntungkan untuk berkembang serta memanfaatkan peluang di tengah wabah Covid-19.
Baca Juga: Belanja kapal BULL tetap berlanjut
Oleh karena itu, BULL mengklaim tidak ada perubahan tingkat utilitas kapal karena hampir seluruh kapal BULL berada dalam kontrak sewa. Sehingga tingkat utilitas kapal BULL selalu di atas 95%.
Lebih lanjut ia menerangkan, adanya Covid-19 telah meningkatkan potensi kemungkinan pencapaian target BULL. Wabah tersebut telah menghentikan sebagian besar ekonomi global dan sangat membatasi mobilitas penduduk dan barang di seluruh dunia.
Akibatnya, konsumsi minyak jatuh pada titik terendahnya. Menurut beberapa perkiraan, lanjutnya, konsumsi minyak turun sebanyak 35 juta barel per hari di bulan April 2020 dibandingkan dengan akhir tahun 2019.
Saat ini tarif sewa rata-rata tahun 2020 untuk kapal tanker berjenis Aframax di pasar internasional adalah US$ 44.153 per hari, yang mana 123% lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu yaitu US$ 19.840 per hari untuk periode yang sama dan 156% lebih tinggi dari rata-rata tarif sewa di pasar Indonesia yaitu US$ 17.250 per hari. Pendapatan TCE (time charter equivalent) rata-rata satu bulan terakhir berada di tingkat US$ 52.250 per hari.
Baca Juga: Selama pandemi, tingkat utilitas kapal Buana Lintas Lautan (BULL) mencapai 95%
Kevin menuturkan, dengan terjadinya perang harga minyak dunia dan wabah Covid-19, peluang BULL yang bergerak di industri kapal tanker semakin positif.
Hal ini terjadi karena dengan tingkat konsumsi minyak dunia yang menurun tajam akibat lockdown hampir di seluruh dunia, sehingga saat ini pun diperkirakan terjadi kelebihan sampai 12,5 juta barel minyak per hari yang akan membutuhkan tempat penampungan minyak yang sangat besar.
"Dengan habisnya tempat penampungan minyak di darat, akan semakin banyak kapal tanker yang dibutuhkan untuk menampung kelebihan pasokan minyak tersebut," kata Kevin.
Menurut Kevin, kontrak sewa kapal yang dimiliki BULL adalah dengan perusahaan minyak ternama sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi pandemi saat ini.
Baca Juga: Kuartal I 2020, Buana Lintas Lautan (BULL) telah realisasikan penambahan 5 kapal
Selain itu, setelah program penambahan kapal sampai kuartal-II selesai, pihaknya masih menghitung dan mempertimbangkan untuk penambahan capex di semester-II sambil memonitor perkembangan dan efek yang terjadi dengan adanya wabah Covid-19. "Dengan kondisi keuangan yang andal, BULL dalam posisi kuat untuk tetap berkembang," ujarnya.
Perlu diketahui, untuk semester 1 2020 BULL telah merealisasikan capital expenditure (capex) sekitar US$ 150 juta untuk pembelian 8 kapal tanker minyak. Kevin menyebut, sumber pendanaan berasal dari kombinasi pinjaman bank dan dana internal perusahaan.
Kevin juga menambahkan, untuk kuartal-I, pendapatan BULL meningkat hampir 2x lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut menurut Kevin terjadi karena adanya peningkatan armada kapal yang sampai dengan bulan Maret 2020 BULL telah memiliki armada sebanyak 30 kapal tanker.
Dengan bertambahnya armada Perseroan, Kevin memproyeksikan di kuartal-II dan semester-II tahun 2020 dapat meningkatkan pendapatan usahanya lebih dari 2x lipat untuk periode yang sama di tahun 2019 lalu dan menargetkan laba usaha di akhir tahun ini mencapai lebih dari 3x lipat.
Baca Juga: Begini proyeksi kinerja Buana Lintas Lautan (BULL) di kuartal II 2020
BULL sebagai salah satu pemilik armada terbesar di dunia untuk kapal berjenis Aframax, terus berusaha memenuhi permintaan kapal tanker yang saat ini juga banyak digunakan untuk floating storage, baik di perairan domestik maupun internasional selain untuk keperluan logistik pengangkutan minyak.
Kevin menuturkan bahwa BULL tidak memiliki strategi usaha khusus dalam masa pandemi saat ini karena hampir seluruh pendapatan usaha BULL berasal dari kontrak sewa. "Walaupun demikian kami tetap terus mencari peluang usaha lainnya dengan mencari kontrak-kontrak sewa yang baru untuk pengembangan armada kami selanjutnya," ujar Kevin.
Asal tahu saja, sejauh ini, BULL telah mengembangkan armadanya dari 17 kapal tanker dengan kapasitas efektif sebesar 850.000 DWT di akhir tahun 2018 menjadi 30 kapal tanker di bulan April 2020 dengan total kapasitas efektif sebesar 1.989.898 DWT. Dengan potensi kenaikan kontrak, BULL memperkirakan EBITDA tahun ini akan menjadi 2,25–2,50 kali dari tahun 2019.
Secara bersamaan, laba bersih BULL diperkirakan akan menjadi 3,50 – 4,00 kali dari tahun 2019, tidak termasuk pos-pos luar biasa karena seluruh peningkatan EBITDA akan menambah langsung ke laba usaha. "Sementara di tahun ini kami memperkirakan EBITDA akan naik menjadi 2,25 – 2,5x lipat dari tahun 2019, bersamaan dengan laba bersih naik menjadi 3,5 – 4x lipat dari tahun 2019," papar Kevin.
Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) mengerek utilisasi di tengah pandemi covid-19
Pada tahun 2019 BULL berhasil memperoleh laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar US$ 20,99 juta melesat 55,36% dari tahun sebelumnya US$ 13,51 juta. Dengan pencapaian ini, ia memaparkan PER perusahaan menjadi sangat rendah yaitu 2,75 kali dan EV/EBITDA juga mengalami hal yang sama yaitu 3,60 kali.
Selama 2019-2020 juga BULL menargetkan investasi hampir US$300 juta. Menurut Kevin, pengembangan ini yang mendorong peningkatan kinerja Perseroan di 2020 dan 2021
"Kami berkeyakinan seiring dengan pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan, selisih penilaian Perusahaan yang terlalu rendah ini akan semakin mendekati kewajaran karena pasar akan menghargai peningkatan nilai yang kami berikan kepada para pemegang saham," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News