kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Curah hujan tinggi, produksi bawang jadi lebih mahal


Jumat, 22 Oktober 2010 / 13:25 WIB
Curah hujan tinggi, produksi bawang jadi lebih mahal
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Curah hujan yang tinggi membikin pemakaian fungisida untuk memproduksi bawang meningkat tiga kali lipat lebih banyak ketimbang biasanya. Selain itu, upah tenaga kerja juga membengkak karena masa produksi lebih panjang dari biasanya. Ujung-ujungnya, kondisi ini ikut mengerek ongkos produksi.

Hitungannya begini. Bila pada cuaca cerah, petani menyemprotkan fungisida sebanyak lima kali pada musim tanam hingga panen. Nah, saat curah hujan meningkat, petani pun melipatgandakan penyemprotan menjadi 10 hingga 15 kali untuk membasmi jamur yang tumbuh. Padahal biaya fungisida untuk lima kali penyemprotan Rp 3 juta -Rp 4juta per hektar.

Soal upah tenaga kerja, petani mengupah penggarap sebesar Rp 50.000, termasuk ongkos makan. “Apalagi produktivitas turun 50%, kalau seperti ini kondisinya seharusnya petani menjual bawang Rp 13.000 per kg. Sebab kalau dibawah itu petani tidak mendapatakan apa-apa,” katanya.

Rantai kerugian ini makin panjang saja. Tengok saja Sri Astuti, pemilik usaha bawang goreng kemasan Sri Rejeki di Palu, Sulawesi Tengah. Ia kena kena imbas kenaikan biaya produksi bawang akibat naiknya harga bawang di pasaran.

Sri membungkus bawang merah dengan harga Rp 10.000-Rp 15.000 per kg pada bulan Juni-Juli 2010 lalu; namun kini bawang itu harus ditebus dengan harga Rp 25.000-Rp 30.000 per kg.

Efek dominonya, Sri harus menaikkan harga jual bawang gorengnya sebesar 17% menjadi Rp 175.000 per kg dari harga bulan Juni-Juli lalu yang hanya Rp 150.000 per kg.

“Pelanggan bisa mengerti, karena produsen bawang goreng yang lain malah sudah ada yang menjual bawang goreng dengan Rp 200.000 per kg sampai Rp 225.00 per kg,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×