Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Karantina Indonesia (Barantin) memperketat pengawasan terhadap ekspor sarang burung walet (SBW) setelah terungkap adanya praktik manipulasi dalam pengiriman produk ke luar negeri.
Langkah ini diambil untuk menjaga kredibilitas ekspor Indonesia sekaligus memastikan komoditas bernilai tinggi tersebut memberikan manfaat ekonomi maksimal di dalam negeri.
Kepala Biro Hukum dan Humas Barantin Hudiansyah Is Nursal mengatakan, Indonesia merupakan eksportir sarang burung walet terbesar di dunia.
Karena itu, pengawasan ketat menjadi krusial agar produk yang dikirim memenuhi standar mutu internasional.
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Sudah Beri Izin Produksi Atas 2 Tambang Freeport
“Permasalahan yang muncul saat ini adalah masih ada pihak yang mengirimkan sarang burung walet kotor, padahal sudah jelas dilarang melalui Permentan Nomor 26 Tahun 2020,” ujar Hudiansyah di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Ia menjelaskan, aturan tersebut mewajibkan pengiriman SBW dilakukan dalam kondisi bersih dan layak ekspor.
Namun, di sejumlah negara masih terdapat importir yang menerima sarang walet mentah atau kotor.
Kondisi ini, kata Hudiansyah, tidak bisa dijadikan alasan bagi eksportir untuk mengabaikan standar yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
“Kita berdasarkan asas kedaulatan. Indonesia tidak bisa diatur oleh negara lain. Kalau kita izinkan pengiriman yang kotor, berarti kita kehilangan nilai tambah di dalam negeri,” tegasnya.
Baca Juga: Strategi PZZA Kerja Pertumbuhan Kinerja pada Tahun 2026
Menurut Hudiansyah, ekspor sarang walet kotor tidak hanya melanggar ketentuan, tetapi juga merugikan secara ekonomi.
Proses pembersihan yang seharusnya dilakukan di Indonesia justru dialihkan ke luar negeri, sehingga mengurangi penyerapan tenaga kerja domestik dan menurunkan nilai jual produk.
“Kalau dikirim kotor, berarti tidak ada proses pembersihan di sini. Itu artinya kita kehilangan value added dan kesempatan kerja. Harga sarang walet kotor jauh lebih murah dibanding yang sudah bersih,” jelasnya.
Barantin masih menghimpun data resmi terkait volume ekspor SBW hingga akhir tahun.
Namun, Hudiansyah menyebut pengiriman produk ini berlangsung hampir setiap hari dengan volume cukup besar.
“Kemarin saja satu pengiriman mencapai 950 kilogram,” ujarnya.
Baca Juga: Kementan Dorong Produktivitas Sawit untuk Dukung Implementasi b50













