kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor teh berpeluang naik 10% di 2019, ini penyebabnya


Senin, 17 Desember 2018 / 18:52 WIB
Ekspor teh berpeluang naik 10% di 2019, ini penyebabnya
Mou-Tiga negara sepakati kerjasama untuk bangun industri teh


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga negara produsen dan konsumen teh terbesar di Asia, Indonesia, China dan India sepakat menjalin kerja sama pengembangan sektor teh. Menurut Cathalia Frida Randing selaku Ketua Indonesia Tea Marketing Asociation (ITMA), penandatanganan diprediksi akan mendongkrak ekspor the Indonesia di awal tahun hingga 10%.

“Di awal tahun saya asumsikan naik 10%, karena kita harus perbaiki kondisi kebun juga, kalau kondisi kebun sudah baik, nanti juga hasil pucuknya baik dan akhirnya kita dapat hasil teh yang lebih baik, dengan arah ekspornya ke China dan India, kita juga kerja sama untuk supply ke lokal juga,” kata Cathalia di Aryaduta, Senin (17/12).

Cathalia menambahkan bahwa saat ini produksi teh per tahun adalah 140 ribu ton dengan konsumsi teh dalam negeri adalah 56 ribu ton dan sisanya 84 ribu ton untuk ekspor. Namun demikian dari tahun ekspor teh mengalami peningkatan tahun ini dibanding tahun 2018 sebesar 130%.

“Konsumsi dalam negeri itu 40 % dan sisanya di ekspor. Data ekspor dari Januari sampai Agustus 2018 nilainya US$ 5,31 juta atau naik dari tahu lalu, 130% yakni sebesar US$ 2,3 juta,” ujarnya.

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti dengan adanya MoU ini ekspor teh diharapkan dapat kembali bangkit. Hal ini terlihat dari data Kemdag yang menunjukkan kenaikan ekspor di tahun 2017 sebesar 5% dari tahun sebelumnya.

“Paling tidak ekspor kita dibanding tahun lalu sempat meningkat, walau sempat beberapa tahun turun, tapi saat ini kita sudah mau bangkit lagi, tahun 2017 itu naik sekitar 5% dibanding 2016 dan peringkat kita di 2016 di peringkat 14 untuk ekspor teh dunia dan naik menjadi ke 12 di tahun 2017,” ujarnya.

Namun sayangnya Tjahja belum memiliki estimasi ekspor teh hingga akhir tahun ini. Dengan MoU ini Tjahja juga menyebut tidak untuk mengejar ekspor tahun ini, melainkan untuk peningkatan ekspor di tahun depan.

“Kalau data ekspor Januari hingga September 2018, ekspornya US$ 82,6 juta. Harapan nya sih akhir tahun ini bisa naik, tapi kita memang belum memprediksi kenaikannya. Kita juga enggak bisa mengejar kerja sama ini untuk meningkatkan ekspor di tahun ini, tapi paling enggak dengan usaha di tahun ini bisa menaikkan ekspor,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×