kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,76   6,12   0.66%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September, Chitose (CINT) baru serap 30% anggaran capex tahun ini


Selasa, 28 September 2021 / 18:38 WIB
Hingga September, Chitose (CINT) baru serap 30% anggaran capex tahun ini
ILUSTRASI. pabrik Produk kursi perabotan rumah dan kantor PT Chitose Internasional Tbk PT Chitose International Tbk CINT


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen furnitur PT Chitose Internasional Tbk (CINT) menyatakan hingga saat ini serapan capex sudah mencapai 20% sampai dengan 30% dari total belanja modal senilai Rp2,6 miliar tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Chitose Internasional Helina Widayani mengungkapkan, pemakaian capex memang tidak banyak dan diutamakan untuk perawatan dan menjaga produktifitas.

"Serapan capex tahun ini tidak banyak. Budget capex yang telah direncanakan tidak jadi direalisasikan tahun ini, hanya ke alokasi maintenance untuk mempertahankan dan menjaga produktivitas, pemakaian sudah sekitar 20-30% hingga saat ini dan dana berasal dari dana sendiri," jelasnya kepada Kontan, baru-baru ini.

Mengenai pasar ekspor, CINT tahun ini mengakui belum mendapatkan kesempatan untuk membuka atau melakukan ekspansi pasar ekspor baru.

Baca Juga: Punya lebih 28.000 menara, Telkom (TLKM) bersiap bawa Mitratel IPO sebelum akhir 2021

CINT sendiri masih memprioritaskan pasar negara Jepang sebagai pangsa pasar utama Perseroan. Adapun kontribusi pasar ekspor Jepang telah berkontribusi sekitar 7-10% pada total pendapatan CINT.

Helina mengatakan, walaupun kondisi pandemi di luar negeri yang masih belum stabil, CINT tetap melakukan pendekatan atau kontak-kontak dengan partner di luar negeri untuk mencari peluang-peluang baru. "Bisa jalin kerjasama untuk tahun ini maupun untuk tahun depan,"sambungnya.

Helina menggambarkan jika pandemi Covid-19 cukup memberikan pengaruh terhadap kinerja CINT. Hal ini ditambah pula dengan pemberlakuan PPKM. Ia mengatakan prioritas pada penanganan pandemi, membuat serapan pasar terhadap investasi furnitur menjadi tertunda, baik di sektor swasta maupun pemerintah daerah.

"Penurunan terjadi, namun kami masih upayakan yang terbaik untuk mengejar angka pertumbuhan, semoga di kuartal IV ini kami bisa capai sesuai dengan proyeksi," kata dia.

Baca Juga: Megalestari Epack (EPAC) revisi target penjualan menjadi Rp 185 miliar di tahun 2021

Helina mengatakan, pihaknya tetap optimistis mengusahakan tercapainya angka proyeksi penjualan. Namun pihaknya tidak membuka lebih jauh mengenai besaran pertumbuhan yang ditargetkan.

"Mengenai berapa besarannya, masih belum bisa kami sampaikan ke publik, yang pasti kami terus kejar ada growth atau minimal sama dengan tahun lalu,"tutup dia.

Selanjutnya: Yanaprima Hastapersada (YPAS) fokus pada sektor kemasan bahan makanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×