kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

IEU-CEPA Dinilai Lebih Menjanjikan daripada Pasar AS, Tapi Butuh Strategi Domestik


Senin, 14 Juli 2025 / 20:27 WIB
IEU-CEPA Dinilai Lebih Menjanjikan daripada Pasar AS, Tapi Butuh Strategi Domestik
ILUSTRASI. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara resmi mencapai political agreement dalam Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara resmi mencapai political agreement dalam Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Kesepakatan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor ke kawasan Uni Eropa.

Baca Juga: Selangkah Lagi Rampung! Ini Poin-Poin Penting Kesepakatan IEU-CEPA

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai bahwa IEU-CEPA bisa menjadi instrumen strategis untuk memperkuat daya saing dan memperluas akses pasar bagi produk unggulan Indonesia.

Beberapa sektor yang dinilai memiliki potensi besar antara lain minyak sawit dan turunannya, tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, elektronik, hingga perhiasan dan kerajinan.

“Pintunya sudah terbuka, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya secara maksimal. Iklim usaha dan iklim inovasi di dalam negeri perlu diperbaiki secara serius agar produk kita bisa bersaing,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Senin (14/7).

Menurutnya, peluang dari IEU-CEPA menjadi semakin relevan di tengah dinamika global, termasuk meningkatnya proteksionisme dan tarif dagang dari Amerika Serikat (AS). Pasar Eropa pun dinilai menyimpan potensi yang lebih besar dalam jangka panjang.

Baca Juga: IEU-CEPA Berpotensi Dongkrak Ekspor Mebel ke Eropa hingga 25%

“Ini bukan sekadar peluang untuk mengalihkan pasar dari AS ke Eropa, tetapi juga untuk memperluas cakupan ekspor Indonesia secara keseluruhan,” katanya.

Namun demikian, Wijayanto menekankan bahwa kesepakatan seperti IEU-CEPA tetap memerlukan kesiapan domestik.

Pemerintah perlu mendorong peningkatan daya saing produk dalam negeri, serta memperkuat promosi dan advokasi perdagangan.

“Sering kali hambatan tarif memang sudah diturunkan, tapi hambatan non-tarif masih muncul. Pemerintah perlu hadir, bekerja sama dengan pelaku usaha untuk membuka pasar dan memastikan produk kita diperlakukan secara adil sesuai prinsip IEU-CEPA,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) seperti IEU-CEPA merupakan kebutuhan yang tak terelakkan di era keterhubungan ekonomi global. Tanpa FTA, efisiensi produksi sulit dicapai.

“Jika kita mampu meningkatkan daya saing dan menyediakan produk yang dibutuhkan negara mitra, FTA akan sangat menguntungkan. Tapi jika tidak, pasar kita justru bisa dikuasai produk asing,” tegasnya.

Baca Juga: Celios: Kesepakatan IEU-CEPA Bisa Kurangi Ketergantungan Ekspor ke AS

Sebagai perbandingan, Wijayanto mengutip pengalaman Indonesia dalam FTA dengan China yang justru memperlebar defisit perdagangan. Meski begitu, dampaknya tidak sepenuhnya negatif.

“Konsumen mendapatkan akses terhadap barang murah dan berkualitas. Banyak produk impor tersebut juga menjadi penopang industri manufaktur kita. Ada industri yang terpuruk, tapi juga ada yang bangkit,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×