Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Mining Association (IMA) mengungkap langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (8/4) yang menandatangani empat perintah eksekutif untuk mempromosikan industri batu bara di AS memberikan sentimen positif pada komoditas emas hitam tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia keberpihakan AS kepada batubara memang tidak berdampak langsung pada industri batubara Indonesia karena volume ekspor Indonesia ke AS masih sedikit.
Dalam angka, masih sekitar 2-3% dari total ekspore tahunan batubara Indonesia ke global.
"Ini adalah sentimen positif bahwa negara sebesar Amerika masih menggunakan batubara sebagai sumber energi. Sinyal ini saya rasa dapat menjadi referensi bagi negara-negara lain," ungkap Hendra kepada Kontan, Sabtu (12/04).
Baca Juga: IMA dan APBI: Perlu Masa Transisi 6 Bulan untuk Penerapan HBA Jadi Standar Ekspor
"Masih kecil ke Amerika, 97-98% fokus kita masih ke Asia Pasifik. Tapi dengan keputusan ini, perbankan-perbankan yang berbasis di Amerika bisa lebih mudah mendanai proyek yang berkaitan dengan batubara. Jadi ini dampak positif," tambahnya.
Hendra menambahkan, di tengah perang dagang yang sedang berlangsung, terutama antara Amerika dan China, biaya energi untuk industri menjadi hal perlu dipertimbangkan.
"Negara-negara dengan harga barang yang kompetitif dan harganya lebih murah itu kan China. Sumber energinya, 70% masih dari batubara," kata dia.
Dengan biaya energi yang lebih rendah, harga yang kompetitif, China bisa memproduksi barang dalam jumlah banyak.
"Makanya manufakturing di China, produk-produknya murah karena energinya murah. Barang Eropa tidak bisa bersaing. Mungkin AS baru sadar karena China mayoritas pakai batubara untuk menekan cost tadi," tadi.
Baca Juga: Indonesia Mining Association (IMA) Desak Harga DMO Batubara Direvisi, Ini Alasannya
Sebelumnya dalam laporan Bloomberg, yang dikutip Sabtu (13/04) pedagang batu bara bisa menjadi pemenang langka di antara bisnis akibat tarif baru Trump yang menambah setidaknya 10% dari biaya hampir semua barang yang diimpor ke negaranya.
Perusahaan-perusahaan di Asia, diprediksi tetap akan menghasilkan listrik seefisien dan semurah mungkin dengan meningkatkan penggunaan batu bara.
Dengan menurunkan biaya operasional pabrik, perusahaan produsen di Asia dinilai dapat mempertahankan sebagian penjualan ke impor mereka, bahkan dengan adanya tarif baru.
Baca Juga: IMA Ungkap 3 Poin Penting Terkait Wacana Kenaikan Tarif Royalti Minerba
Selanjutnya: Menakar Prospek Emiten CPO di tengah Tarif Trump, Simak Rekomendasi Saham Berikut
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok 14-15 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News