Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BYD Auto Indonesia menanggapi kebijakan terbaru pemerintah yang memberikan insentif fiskal untuk mobil listrik dan hybrid pada 2025 mendatang.
Sebagai informasi, pemerintah dipastikan akan melanjutkan kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10% untuk mobil listrik yang dirakit di dalam negeri atau completely knock down (CKD) pada awal tahun depan.
Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 15% untuk impor mobil listrik completely built up (CBU) dan CKD. Ada pula insentif berupa pembebasan bea masuk impor mobil listrik CBU. Belum cukup, pemerintah juga memberikan insentif PPnBM DTP 3% untuk mobil hybrid.
Head of Marketing Communication BYD Auto Indonesia Luther T Panjaitan menyebut, insentif pajak untuk mobil listrik dan hybrid pada 2025 merupakan langkah positif dari pemerintah demi mendukung adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Baca Juga: Insentif Sektor Otomotif Berlaku di 2025, Siapa yang Diuntungkan?
Kebijakan ini dapat membuka peluang bagi BYD untuk lebih agresif dalam memperkenalkan model-model mobil listrik baru di Indonesia. Bahkan, bukan mustahil BYD juga akan merilis mobil Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) di kemudian hari.
“Sebagai pemain utama dalam industri New Energy Vehicle (NEV) global, kami siap mengeksplorasi semua kemungkinan, termasuk juga memperkenalkan line up PHEV di pasar Indonesia,” kata dia, Rabu (18/12).
Asal tahu saja, BYD telah mengembangkan beberapa model PHEV di China. Salah satunya adalah sedan Seal DM-i yang dirilis di China pada pertengahan tahun ini. Mobil PHEV ini diklaim dapat menempuh jarak 100 kilometer hanya dengan mengkonsumsi 2,9 liter bensin.
Untuk saat ini, BYD terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah dan dinamika pasar otomotif nasional untuk memastikan bahwa langkah perusahaan optimal sekaligus sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mendukung transisi menuju teknologi kendaraan yang lebih bersih dan efisien.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD membukukan penjualan wholesales (pabrik ke dealer) sebanyak 13.866 unit hingga November 2024. BYD pun menjadi merek mobil listrik terlaris di Indonesia. Padahal, pabrikan asal China ini baru mencatatkan penjualan di Indonesia pada Juni lalu.
Kesuksesan BYD tak lepas dari adanya insentif bebas bea masuk dan PPnBM impor mobil listrik CBU yang berlaku tahun ini. Lewat insentif tersebut, BYD dapat memasarkan beberapa model mobil listrik seperti BYD Seal, Atto 3, Dolphin, dan M6.
Baca Juga: Toyota Astra Motor (TAM) Sambut Positif PPnBM DTP Hybrid di 2025
Insentif tersebut tidak diperoleh begitu saja. BYD harus berkomitmen membangun fasilitas produksi mobil listrik di Indonesia dalam target waktu yang telah ditentukan dalam aturan. Saat ini, BYD sedang memproses pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat dengan investasi senilai US$ 1 miliar.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 150.000 unit per tahun dan ditargetkan dapat beroperasi pada Januari 2026.
Selanjutnya: Kenaikan UMP 6,5% Berdampak pada Iuran Dana Pensiun, Ini Kata Dapen BCA
Menarik Dibaca: Prakiran Cuaca Jakarta Besok (19/12), Ini Daerah yang bakal Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News