Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Selain itu, sambungnya, instalasi solar terapung jauh lebih cepat dibangun ketimbang pembangkit listrik berbahan fosil. "Solar terapung dapat siap dalam hitungan bulan dibandingkan batubara, gas, dan generator hidro yang memerlukan waktu hingga tiga tahun pembangunan, sementara pembangkit nuklir akan membutuhkan waktu lebih lama lagi," sebut Elrika.
Sebagai gambaran, sistem PLTS terapung pertama dibangun di Aichi, Jepang, pada tahun 2007, sementara sekarang China adalah pemain PLTS terapung terbesar. Pada akhir 2018, Jepang dan China memiliki kapasitas terpasang PLTS terapung 1,3 gigawatt. Vietnam telah memasang 47 MW, sementara perusahaan pembangkit terbesar di India.
National Thermal Power Corporation (NTPC), mengonfirmasi bahwa mereka memiliki 200 MW PLTS terapung yang sedang dibangun di empat lokasi - menjadikannya salah satu pengembang terbesar di dunia.
Hingga 2019, PLTS terapung di antara negara ASEAN hanya terpasang di bawah 1 MW. Hal ini berubah sangat drastis dengan setidaknya enam negara baru-baru ini mengumumkan rencana PLTS terapung skala besar. Negara-negara tersebut yaitu:
Baca Juga: DSSA fokus tuntaskan proyek PLTU dan perkuat bisnis tambang batubara
Pertama, Singapura. Pada Februari 2019, Cleantech Solar Singapura mengumumkan penyelesaian instalasi surya berkapasitas 9,8 MW yang mencakup campuran surya atap dan 2,8 MW PLTS terapung. Otoritas air Singapura, memulai pembangunan 50 MW PLTS terapung di Waduk Tengeh pada Juli 2019 dan ditargetkan beroperasi pada 2021. Mereka juga sedang dalam proses mengimplementasikan dua PLTS terapung yang lebih kecil 1,5 MW di Waduk Bedok dan Lower Seletar.
Kedua, Thailand. Pada Juni 2019, EGAT Thailand membuka tender untuk PLTS terapung di Bendungan Sirindhorn 55,5 MW yang berlokasi bersama dengan PLTA Sirindhorn 12 MW. EGAT Thailand juga berencana untuk membangun PLTS terapung kedua dengan kapasitas 24 MW di Bendungan Ubol Ratana. Pada Januari 2020, konsorsium B Grimm Power Plc Thailand dan Energy China mendapat kontrak dari EGAT untuk membangun PLTS terapung 45 MW di Bendungan Sirindhorn.