kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapuas Prima Coal (ZINC) Kejar Pengoperasian Dua Smelter Baru


Kamis, 17 November 2022 / 10:09 WIB
Kapuas Prima Coal (ZINC) Kejar Pengoperasian Dua Smelter Baru
ILUSTRASI. Area pemurnian (smelter) timbal yang berada di bawah pengoperasian PT Kapuas Prima Citra, anak usaha Kapuas Prima Coal (ZINC)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten produsen logam dasar di Indonesia, mengejar pengoperasian dua smelter anyar. Targetnya smelter timbal akan rampung di akhir 2022 dan smelter seng di 2023.

Kabar terkini, ZINC telah selesai membangun pabrik smelter konsentrat timbal berkapasitas 40.000 ton konsentrat timbal dengan total biaya investasi sebesar US$ 15 juta.

Sedangkan pabrik smelter seng dengan kapasitas 83.000 ton konsentrat seng yang juga sedang dibangun, diharapkan bisa mulai beroperasi pada kuartal III-2023.

Direktur ZINC, Evelyne Kioe menyatakan, beroperasinya kedua smelter tersebut diharapkan akan mampu mendongkrak pendapatan Perseroan tahun depan.

Di tahun ini, ZINC mengalokasikan belanja modal US$ 10 juta hingga US$ 12 juta untuk membangun infrastruktur terowongan, meningkatkan keamanan kerja (safety) dan menambah jumlah alat berat.

Baca Juga: Pacu Kinerja, Kapuas Prima Coal (ZINC) Jajaki Peluang Pasar Eropa

Namun, Evelyne mengakui, kinerja penjualan akan mengalami tantangan karena harga komoditas logam dasar yang belum stabil.

“Hal tersebut akan sangat mempengaruhi target penjualan Perusahaan yang senilai Rp 650 miliar,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/11).

Evelyne bilang, penjualan ZINC juga akan sangat bergantung pada pemulihan ekonomi Indonesia dan ekonomi global, mengingat harga komoditas logam dasar yang terus berfluktuasi sejak tahun 2021.

Pada semester I 2022 ini, ZINC membukukan laba bersih Rp28,27 miliar, turun 68% dari Rp89,52 miliar pada periode yang sama tahun 2021.

 

Turunnya laba bersih tersebut terjadi karena penjualan perseroan turun 18% YoY menjadi Rp 411,35 miliar dari Rp 499,94 miliar pada periode sebelumnya. Selain itu, peningkatan biaya yang cukup signifikan sejak awal tahun juga terus menggerus laba ZINC hingga kuartal II 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×