Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Maxindo Karya Anugerah Tbk memulai pembangunan pabrik ketiganya di Kawasan Industrial Kendal, Jawa Tengah, yang ditandai dengan peletakan batu pertama. Pabrik tersebut akan dibangun di lahan seluas 3,5 hektare (ha).
Untuk membangun pabrik tersebut, Maxindo Karya menggandeng PT Bhineka Ciptabahana Pura (BCP) sebagai kontraktor utama. Kehadiran patrik baru ini diharapkan nantinya
akan mengerek kapasitas produksi seiring terus meningkatnya permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor.
Direktur Utama PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, Sarkoro Handajani mengatakan, pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor sekaligus untuk pengembangan produk-produk baru.
“Kehadiran pabrik ketiga ini merupakan kesempatan terbaik bagi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis, baik dalam kapasitas produksi maupun varian produk baru yang dihasilkan,” ujar Sarkoro dalam keterangan resminya, Rabu (8/5).
Baca Juga: Maxindo Karya Anugerah (MAXI) Groundbreaking Pabrik ke-3 di KIK Kendal
Dia mengungkapkan, kawasan Industri Kendal dipilih sebagai lokasi ekspansi pabrik baru karena lokasinya strategis dengan akses mudah, infrastruktur serta ketersediaan tenaga kerja juga terbilang memadai dan cukup besar. Selain itu, pengelola kawasan umumnya menyediakan berbagai program khusus yang memudahkan pelaku industri dan eksportir dalam melakukan pengembangan investasi.
Pabrik ini akan dibangun dalam dua tahap. Pertama, menyelesaikan konstruksi pada area seluas 1,6 ha yang diproyeksikan rampung pada Mei 2025. Investasinya ditaksir mencapai Rp 120 miliar.
Sarkoro bilang, pabrik baru ini akan meningkatkan kapasitas produksi Maxindo hingga 3,5 kali lipat dari total produksi pabrik ke-1 dan 2 di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Maxindo yang berkiprah sejak tahun 1977 telah mengekspor produk makanan ringan ke lebih dari 30 negara berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pengembangan produknya. “Ke depan, tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat mengembangkan berbagai produk pada lini yang berbeda serta lebih inovatif,” ujar Sarkoro.
Baca Juga: Pada Semester I, Maxindo Karya Anugerah (MAXI) Catat Laba Rp 2,54 Miliar
Emiten berkode saham MAXI ini melihat potensi pasar makanan ringan berbahan baku umbi-umbian masih terbuka cukup lebar. Lantaran keunikan dan kekhasannya, snack berbahan baku umbi-umbian tidak bisa digantikan dengan makanan ringan lain yang saat ini ada di pasaran.
Ia mengakui konflik geopolitik global yang kian memanas akhir-akhir ini serta proteksionisme perdagangan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor secara umum terutama terkait kenaikan biaya logistik di jalur konflik. Namun, ia tetap optimistis target ekspor mereka akan tercapai.
Strateginya dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor ke lebih banyak negara guna memitigasi risiko dan mengeksplorasi lebih dalam pasar domestik, membangun integrasi rantai pasok lebih andal, meningkatkan efisiensi biaya produksi dan logistik serta menjalin kemitraan dengan mitra dari negara- negara yang tak terdampak langsung konflik geopolitik.
Pabrik ketiga akan mampu menyumbang penambahan produksi Maxindo sebesar 470 ton per bulan. Adapun saat ini kapasitas produksinya baru mencapai 800 ton per bulan. “Bersamaan dengan groundbreaking pabrik di Kawasan Industri Kenal, kami telah memulai diversifikasi tujuan ekspor baru ke negara-negara Timur Tengah seperti Yordania, Palestina dan Saudi Arabia,” pungkas Sarkoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News