kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang untung rugi empat opsi penyelamatan Garuda (GIAA), mana pilihan terbaik?


Minggu, 30 Mei 2021 / 14:45 WIB
Menimbang untung rugi empat opsi penyelamatan Garuda (GIAA), mana pilihan terbaik?
ILUSTRASI. BUMN siapkan 4 opsi atas persoalan Garuda Indonesia, mulai dari bailout, ajukan kebangkrutan sampai likuidasi. ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

Opsi ketiga, merestrukturisasi Garuda dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru. Untuk opsi ini, Garuda dibiarkan melakukan restrukturisasi.

Pada saat bersamaan, mulai mendirikan perusahaan maskapai penerbangan domestik baru yang akan mengambil alih sebagian besar rute domestik Garuda dan menjadi national carrier di pasar domestik.

"Untuk dieksplorasi lebih lanjut sebagai opsi tambahan agar Indonesia tetap memiliki national flag carrier, " tulis dokumen ini. Namun, estimasi modal yang dibutuhkan US$ 1,2 miliar atau sebesar Rp 17, 1 triliun.

Sabena dan Swiss Air bisa menjadi rujukan. Belgian Corporation for Air Navigation Services) atau biasa dikenal dengan Sabena adalah maskapai nasional Belgia.

Baca Juga: 4 Opsi penyelamatan Garuda, ada restrukturisasi hingga mendirikan maskapai baru

Setelah mengalami kebangkrutan, pemerintah membentuk SN Brussels Airlines yang baru dibentuk mengambil alih sebagian dari aset Sabena, yang kemudian menjadi Brussels Airlines, setelah merger dengan Virgin Express pada Maret 2007.

Swissair, maskapai utama Swiss, bangkrut pada tahun 2001. Kreditor-kreditornya, Credit Suisse dan UBS menjual aset-aset Swissair pada Crossair yang melayani penerbangan regional. 

Nama Crossair kemudian diubah menjadi Swiss dan maskapai baru tersebut memulai operasinya pada 31 Maret 2002.

Untuk melayani rute regional Eropa, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Swiss European Air Lines.




TERBARU

[X]
×