kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,81   -26,92   -2.90%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Terdampak El-Nino, SGRO Tetap Optimistis Produksi CPO Tumbuh 5% Tahun Ini


Senin, 18 Maret 2024 / 19:01 WIB
Meski Terdampak El-Nino, SGRO Tetap Optimistis Produksi CPO Tumbuh 5% Tahun Ini
ILUSTRASI. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) melihat dampak El-Nino diperkirakan mulai terasa pada awal tahun 2024. REUTERS/Lim Huey Teng


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi sawit masih dibayangi efek El Nino atau kemarau berkepanjangan yang terjadi di tahun lalu. Fenomena ini dinilai dapat menurunkan produksi sawit, baik untuk tandan buah segar (TBS) maupun Crude Palm Oil (CPO).

Menanggapi ini, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) melihat dampak El-Nino diperkirakan mulai terasa pada awal tahun 2024, akan tetapi perseroan melihat dampak El-Nino kali ini tergolong moderate. 

Head of Investor Relation SGRO  Stefanus Darmagiri mengatakan, meski terasa dampaknya, tahun ini SGRO mengantisipasinya dengan menyiapkan strategi. Hal ini untuk bisa mempertahankan kinerja produksi baik tandan buah segar (TBS) maupun Crude Palm Oil (CPO).

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Siapkan Capex hingga Rp 700 Miliar pada Tahun Ini

Pertama, perseroan akan tetap fokus dalam meningkatkan kinerja operasional dengan terus melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun sebelumnya seperti mekanisasi, water management sistem, dan peningkatan infrastruktur serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektifitas produksi dan efisiensi kerja di kebun.

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kebun inti SGRO diperkirakan masih dapat tumbuh pada tahun 2024, akan tetapi produksi TBS dari kebun plasma  diperkirakan akan menurun, yang salah satunya disebabkan oleh kegiatan replanting dari kebun perusahaan. 

"Adapun untuk produksi CPO kami diperkirakan akan dapat tumbuh sampai dengan 5% untuk tahun 2024," tuturnya saat dihubungi KONTAN, Senin (18/3). 

 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi fenomena La Nina atau hujan ekstrem akan terjadi di semester dua tahun ini. 

Stefanus bilang, dalam menghadapi La-Nina, strategi yang akan di lakukan adalah dengan menerapkan water management system melalui pengelolaan saluran air untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan banjir. 

Di samping itu, Perseroan terus melakukan pemeliharaan infrastruktur seperti akses jalan, dan jembatan untuk mencegah terhambatnya evakuasi panen TBS pada saat musim hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×