kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peluang Ekspor Produk Perikanan ke Perancis Kian Terbuka


Rabu, 18 November 2009 / 12:31 WIB
Peluang Ekspor Produk Perikanan ke Perancis Kian Terbuka


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test

JAKARTA.Peluang ekspor produk perikanan ke Perancis makin menganga. Itu setelah kedua pemerintah menyepakati kerjasama bidang sumber daya kelautan bertajuk Technical and Scientific Cooperation for Improvement of Marine and Fisheries Resources. Kesepakatan itu berlaku hingga 2012.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyampaikan kesepakatan tersebut usai bertemu dengan Duta Besar Perancis, Philippe Zeller, Selasa (17/11) kemarin.

Menurut Fadel, ekspor produk perikanan Indonesia sangat potensial di Perancis, terutama tuna dan udang beku yang volume eskpornya mencapai hampir 7.800 ton di tahun 2008. Selama semester pertama tahun ini (Januari – Juni 2009), Indonesia membukukan volume ekspor sebesar 4.600 ton senilai lebih dari US$ 13,7 juta yang berasal dari tiga komoditi utama ekspor yakni udang, tuna dan perikanan lainnya.

Asal tahu saja, Prancis juga dikenal sebagai negara yang mengincar produk unik dari Indonesia seperti bekicot, mutiara, ikan hias, termasuk ikan cupang. Namun, karena jumlahnya belum besar, maka perdagangannya belum begitu menonjol dibandingkan ikan tuna dan udang. “Sehingga dalam statistik angkanya belum kelihatan,” jelas Fadel.

Ada tiga pertimbangan untuk menempatkan Perancis sebagai salah satu sasaran ekspor hasil perikanan yang mesti digarap oleh eksportir ikan. Pertama, bangsa Perancis termasuk konsumen ikan per kapita tertinggi di Eropa, yaitu 36 kilogram (kg) per tahun (2006). Konsumsi ikannya itu berada di bawah konsumsi warga Eropa, yakni 22 kg, apalagi konsumsi ikan perkapita dunia yang hanya 16,6 kg. Peningkatan ini cukup signifikan bila dibanding pada tahun 1990 konsumsi ikan warga Perancis masih 27 kg perkapita pertahun.

Kedua, saat ini ada kecendrungan pola konsumsi ikan di Perancis berubah dari ikan segar menjadi ikan beku dan ikan olahan . “Sejak tahun 2000, konsumsi ikan segar, menurun 3 % pertahun,” jelas Fadel.

Sebaliknya, tren konsumsi ikan beku di Perancis meningkat sebanyak 9 % per tahun dan ikan olahan 3 % per tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan Indonesia yang lokasinya jauh dari Perancis, sehingga sulit mensuplai ikan segar, tetapi bisa mengirim ikan dalam kondisi beku atau olahan. ”Fenomena ini dipengaruhi oleh kenaikan harga ikan segar rata-rata 3,7% per tahun, sedangkan ikan olahan malah turun 2,8 % pertahun,” kata Fadel.

Terbukanya pasar ekspor ikan ke Perancis juga didukung oleh menurunnya defisit ikan di negara tersebut yang semula 450.000 ton atau 1,71 miliar Euro pada tahun 1996 berubah menjadi 640.000 ton atau senilai 2,56 miliar Euro di tahun 2006. “Penurunan produksi karena Perancis salah satu negara yang sangat membatasi penangkapan ikan agar lestari di perairan negerinya,” kata Fadel, merinci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×