kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.889.000   43.000   2,33%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Pembangkit Jawa Bali (PJB) fokus rampungkan ujicoba 13 pembangkit cofiring biomassa


Senin, 07 Desember 2020 / 16:18 WIB
Pembangkit Jawa Bali (PJB) fokus rampungkan ujicoba 13 pembangkit cofiring biomassa
ILUSTRASI. PLTU Paiton


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) kini tengah fokus merampungkan ujicoba cofiring biomassa pada 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dikelola.

Kepala Satuan Teknologi dan Engineering PT PJB Teguh Wijayanto mengungkapkan, dua unit PLTU lainnya telah berhasil dilakukan implementasi cofiring biomassa.

Adapun kedua unit PLTU tersebut yakni PLTU Paiton 2 dengan kapasitas 2X400 MW dan PLTU Pacitan dengan kapasitas 2X300 MW.

Teguh mengungkapkan, kedua unit PLTU tersebut memiliki tipe boiler sama yakni pulverizer boiler (PC Boiler). Tipe boiler ini dinilai punya tingkat kesulitan paling tinggi dibanding jenis boiler lain.

Baca Juga: Proyek PLTS terapung Cirata masuk fase water breaking pekan depan

"Ada beberapa boiler dan kami mulai yang paling susah yaitu pulverizer boiler karena tidak semua biomassa bisa masuk di boiler ini," ujar Teguh dalam diskusi virtual, Senin (7/12).

Dia menambahkan, 13 unit PLTU yang tengah diujicobakan tersebar di seluruh Indonesia dengan tipe boiler yang beragam. Untuk PLTU yang berlokasi di Pulau Jawa seluruhnya menggunakan PC Boiler.

Selain dua unit PLTU cofiring yang telah sukses implementasi, ada tiga unit PLTU lainnya yang kini dalam tahapan ujicoba yakni PLTU Paiton 9 (660 MW), PLTU Rembang (2X300 MW) dan PLTU Indramayu (3X330 MW).

Selanjutnya tahapan ujicoba akan dilakukan juga pada unit PLTU lain yang menggunakan CFB Boiler yakni PLTU Tenayan (2X100 MW), PLTU Ketapang (2X10 MW), PLTU Belitung (2X16,5 MW), PLTU Anggrek (2X25MW), dan PLTU Kaltim (2X110 MW).

Ujicoba juga dilakukan pada pembangkit dengan tipe stocker boiler pada tiga unit PLTU yakni PLTU Tembilahan (2X7MW), PLTU Ropa (2X7MW) dan PLTU Bolok (2X16,5 MW).

Lebih lanjut Teguh bilang, masih ada dua unit PLTU yang akan menyusul untuk dilakukan ujicoba yakni PLTU Pulang Pisau dan PLTU Bangka. Langkah ujicoba memang sengaja dilakukan dari jenis pembangkit yang memiliki tipe boiler paling sulit dalam mengelola biomassa.

Pasalnya, tidak semua jenis biomassa dapat diimplementasikan dan digunakan. Nantinya, lewat upaya ini pihaknya berharap sesuai roadmap yang ditetapkan maka pada 2021 nanti  seluruh PLTU dapat merampungkan tahapan ujicoba cofiring biomassa.

Dari 13 unit yang diujicobakan, PJB menargetkan tiga PLTU untuk dapat go live atau melanjutkan operasi komersil. Artinya akan ada tambahan satu unit PLTU dari dua unit yang telah go live.

"2022, 100% PLTU direncanakan Go Live dan sustain operation," ujar Teguh.

Baca Juga: Pengembangan EBT tanah air disarankan tidak mencontoh Eropa dan Amerika Serikat

Menurutnya, proyek cofiring biomassa pada PLTU juga membutuhkan ekosistem feedstock biomassa yang terjamin demi kelanjutan operasi.

GM PT PLN Pusat Engineering Ketenagalistrikan Chairani Rahmatullah mengungkapkan dari total 52 pembangkit yang direncanakan untuk dilakukan cofiring biomassa, saat ini tercatat 23 unit PLTU telah siap untuk diujicobakan pada Desember tahun ini.

"Kesiapan PLTU nya kita cek, harus pastikan PLTU nya tidak terganggu dan kalau sudah dapat rilis dari Puslitbang maka kemudian pastikan feed stocknya," ujar Chairani.

Dia menyebut, dalam roadmap pengembangan yang ditetapkan, pihaknya menerapkan  dua tahapan pengembangan cofiring pada PLTU yakni dengan meningkatkan presentase pencampuran bahan bakar biomassa diharapkan meningkat bertahap.

Hingga tahun 2025 nanti campuran untuk PC Boiler diharapkan mencapai 3%, CFB Boiler sebesar 5% dan Stocker Boiler sebesar 7,5%.

Setelah itu, pengembangan ini bakal memasuki tahapan berkembang dengan dua skenario dimana Skenario A, Cofiring PLTU diharapkan berkontribusi sekitar 11 ribu GWh dengan kenaikan drastis campuran biomassa.

Persentase campuran meningkat menjadi 6% untuk PC Boiler, 40% untuk CFB Boiler dan 70% untuk Stocker Boiler.

Chairani mengungkapkan, masih ada skenario B jika skenario awal tidak berhasil dimana campuran biomassa akan menjadi sebesar 5% untuk PC Boiler, 5% untuk CFB Boiler dan 25% untuk Stocker Boiler.

"Kami buat skenario A, dan berubah ke skenario B apabila pada 5 tahun pertama tidak bisa develop potensi biomassa menjadi real industri. Kita butuh bantuan stakeholder untuk dorong potensinya," kata Chairani.

Ia melanjutkan, dari 23 lokasi yang siap untuk dilakukan ujicoba ditemukan permasalahan yang sama menyoal harga bahan baku biomassa.

Menurutnya, masih banyak tempat yang harga bahan bakunya tergolong tinggi bahkan mencapai dua kali lipat dari harga batubara.

Baca Juga: Akademisi menyoroti poin-poin dalam RUU EBT, khususnya soal PLTN

"Karena tujuannya naikan porsi EBT tapi tidak ingin naikan BPP supaya tidak tambah subsidi. Maka isunya tentu menjaga atau turunkan harga biomassa yang teridentifikasi dibawah harga batubara," kata Chairani.

Ia menambahkan, selama ini pun ketika fase ujicoba harga bahan baku biomassa masih tergolong murah. Akan tetapi ketika siap untuk implementasi maka harga biomassa meroket.

Hal ini dinilai bakal berdampak pada BPP listrik pembangkit. Ia memastikan perlu ada kordinasi dengan pemerintah terkait harga dan pasokan biomassa untuk kebutuhan domestik.

Chairani menjelaskan, sejumlah pemasok selama ini belum tertarik dengan sistem kontrak jangka panjang dengan harga yang mengikat. Pasalnya, harga spot dinilai masih lebih menarik.

"Harga tentu harus untung tapi tidak rugi dan PLN tidak terhambat untuk pengembangan," pungkas Chairani.

Selanjutnya: Kementerian ESDM minta lembaga jasa keuangan sokong pembiayaan proyek EBT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×