CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Pemerintah perketat impor benih sawit Malaysia


Jumat, 10 Mei 2013 / 17:59 WIB
Pemerintah perketat impor benih sawit Malaysia
ILUSTRASI. Update November 2021, cek daftar harga sepeda gunung Element Alton terkini


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) akan memperketat impor benih sawit dari Malaysia.Pengetatan ini dilakukan karena 10 produsen benih sawit Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Hendrajat Natawijaya, Direktur Tanaman Tahunan Kemtan mengatakan, pengetatan impor dilakukan karena Malaysia juga melarang masuknya benih sawit asal Indonesia. "Kami tidak melarang tetapi mengurangi supaya ada perlakuan adil. Bisa masuk asal persyaratan karantina dipenuhi dan dokumen lengkap," katanya ke KONTAN, belum lama ini.


Pada 2012, realisasi impor benih sawit asal Malaysia mencapai 300.000 kecambah. Selain dari Malaysia, Indonesia juga mengimpor benih sawit dari Papua Nugini sebesar 5 juta kecambah. Dari izin impor 15,45 juta, total realisasi impor benih sawit 2012 sebanyak 7,35 juta kecambah.


"Impor benih akan terus dikurangi karena 10 sumber benih sawit di dalam negeri sudah mampu," kata Hendrajat.


Kemtan mencatat, produksi benih sawit tahun ini diperkirakan mencapai 174 juta kecambah. Jumlah itu lebih rendah 1 juta dari realisasi 2012 sebanyak 175 juta kecambah.
Menurut Hendrajat, penurunan produksi terjadi karena tahun lalu produksi berlebih. "Jika tidak laku, akan dibakar," katanya.


Penurunan produksi benih sawit juga disebabkan  terbatasnya perluasan lahan kebun. Terbatasnya lahan perkebunan di Indonesia membuat pelaku usaha banyak yang mencari lahan di Afrika seperti Kamerun dan Liberia.


Saat ini produsen benih sawit hanya bisa mengandalkan penjualan benih dari ekspor dan peremajaan kebun. "Dari tahun ke tahun lahan semakin sempit," katanya. Apalagi makin maraknya kasus benih kelapa sawit palsu membuat produsen benih sawit gerah.


Adanya berbagai masalah itu membuat produsen benih sawit tidak akan banyak menggenjot produksinya tahun ini. Namun catatan Kemtan menunjukkan dari 10 produsen benih sawit lokal, hanya PT Bakti Tani Nusantara yang menurunkan produksinya dari 8 juta kecambah tahun lalu menjadi 7 juta kecambah pada tahun ini.


Sedangkan sembilan perusahaan yang lain, yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebanyak 30 juta kecambah, PT Socfin sebanyak 28 juta kecambah, PT London Sumatera sebanyak 23 juta kecambah, PT Bina Sawit Makmur sebanyak 17,5 juta kecambah, PT Dami Mas sebanyak 20 juta kecambah.


Juga ada PT Tunggal Yunus Sejahtera sebanyak 20 juta kecambah, PT Tania Selatan sebanyak 5 juta kecambah, PT Sarana Inti Pratama sebanyak 6,5 juta kecambah, dan PT Sasaran Ehsan Mekarsari sebanyak 5 juta kecambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×