Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Para pelaku usaha dalam negeri mengeluhkan ancaman kemungkinan pasar Indonesia semakin didominasi barang impor setelah kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke sejumlah mitra dagangnya mulai diberlakukan per 9 April 2025 nanti.
Terkait hal ini, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Alas Kaki Nusantara (HIPAN), David Chalik, mengatakan jika pemerintah perlu lebih memperhatikan dampak perang dagang antarnegara ini, khususnya dari China.
David menyebut besar kemungkinan China akan mencari negara tujuan ekspor baru setelah pemberlakuan kebijakan tarif Trump ini. Pasalnya, China dikenai tarif resiprokal oleh AS sebesar 34%. Maknanya, ada kemungkinan volume ekspor produk China ke AS akan menyusut.
Baca Juga: Dua Pabrik Alas Kaki di Banten PHK Karyawan, Ini Sebabnya
“Kemungkinan besar barang (China) ini akan masuk ke pasar dengan negara penduduk terbesar, di antaranya Indonesia,” beber David saat ditemui wartawan usai rapat sosialisasi asosiasi usaha di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (7/4).
David menegaskan mengapa hal ini perlu diperhatikan. Sebab, jika barang-barang impor semakin membanjiri pasar dalam negeri, maka keberadaan produk hasil industri domestik akan semakin sulit bersaing.
Lebih lanjut, David memberikan imbauan kepada pemerintah untuk menyiasati ancaman ini, yakni dengan memberikan stimulus kepada pelaku industri dalam negeri.
“Yang perlu didukung oleh pemerintah adalah relaksasi. Relaksasi terhadap biaya-biaya yang menjadi penentu di dalam cost tractor dalam produk. Misalnya adanya relaksasi untuk TKDN, SNI, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Baca Juga: Dua Pabrik Alas Kaki di Banten PHK Karyawan, Ini Sebabnya
Selain itu, David juga menyoroti mengenai adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang dianggap merelaksasi perizinan impor.
“Harapannya dicabut dulu kemudian direvisi, yang relaksasi untuk produk impor. Karena Permendag 8/2024 ini mempermudah masuknya barang impor. Belum lagi kecurigaan kita indikasi dumping yang dilakukan China melalui e-commerce,” tambahnya.
Kemudian David mengatakan apabila pemerintah tak kunjung melakukan tindakan, Ia khawatir kondisi industri khususnya alas kaki di Indonesia semakin lesu.
“Indikasi-indikasi dumping ini yang akhirnya membahayakan dan bisa mematikan industri kami. Yang saya khawatirkan ke depannya, seandainya dibiarkan, ini akan terjadi percepatan deindustrialisasi di Indonesia,” pungkas David.
Selanjutnya: IHSG Berpotensi Trading Halt Lagi pada Perdagangan Selasa (8/4)
Menarik Dibaca: Menu Diet Sehat Seminggu yang Dapat Anda Coba Konsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News