Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, berkomitmen menjalankan praktik tambang berkelanjutan dengan mengadopsi konsep circular economy melalui inovasi Zero Waste Mining.
Inisiatif tersebut memastikan limbah non-B3 dari proses pengolahan nikel dimanfaatkan kembali sepenuhnya untuk kebutuhan reklamasi dan pembangunan, sehingga meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasi.
Pada Juni 2025, tim ahli lingkungan independen dari Universitas Indonesia, Tri Edhi Budhi Soesilo dan Wezia Berkademi, melakukan kunjungan lapangan dan mencatat bahwa Harita Nickel secara konsisten menekan dampak lingkungan melalui penerapan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan limbah.
Dalam proses produksinya, Harita Nickel menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan residu berupa slag nikel, yang termasuk kategori limbah non-B3.
Baca Juga: Raih Pendapatan Rp 22 Triliun, Cek Kinerja Harita Nickel (NCKL) per Kuartal III-2025
Alih-alih dibuang, slag tersebut diolah kembali menjadi beragam produk yang memiliki manfaat, antara lain material untuk pembuatan terumbu karang buatan guna mendukung ekosistem laut, media tanam alternatif untuk reklamasi pascatambang dan pembibitan tanaman lokal, serta bahan untuk kebutuhan konstruksi.
Direktur HSE Harita Nickel, Tonny Gultom, menyampaikan bahwa perusahaan mengapresiasi observasi yang dilakukan Perkumpulan Telapak bersama UI dan Unkhair.
“Temuan ini menjadi masukan penting bagi kami untuk terus memperkuat pengawasan lingkungan dan memastikan seluruh aktivitas operasional berjalan secara bertanggung jawab,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (14/11/2025).
Salah satu produk hasil pemanfaatan slag nikel adalah media tanam alternatif. Limbah tersebut diproses dan digunakan sebagai campuran dalam media pembibitan, menggantikan sebagian tanah mineral. Inovasi ini telah diuji dan terbukti mampu mendukung pertumbuhan tanaman lokal, seperti Jabon Merah.
Baca Juga: Ingin Memperluas Penjualan di Pasar Global, Harita Nickel Jalani Audit Standar IRMA
Selain dimanfaatkan untuk reklamasi, slag nikel juga diolah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti briket dan paving block. Terobosan ini efektif mengurangi akumulasi limbah padat di area tambang sekaligus menekan kebutuhan tanah subur dari luar wilayah untuk kepentingan reklamasi.
Laporan tersebut mencatat bahwa keseluruhan upaya pengelolaan lingkungan yang dijalankan Harita Nickel menunjukkan penerapan nyata prinsip Zero Waste Mining dan circular economy, yang tidak hanya menekan volume limbah, tetapi juga menghasilkan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Selanjutnya: Naik 84%, PTPN V Cetak Laba Bersih Rp 3,48 Triliun Hingga Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 15 November 2025: Waktunya Adaptasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













