kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pertamina bantah bakal tutup kilang tua


Selasa, 10 Maret 2015 / 12:17 WIB
Pertamina bantah bakal tutup kilang tua
ILUSTRASI. Film Petualangan Sherina 2


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MEDAN. PT Pertamina (Persero) membantah akan menutup kilang minyak yang sudah tua. Saat ini, Pertamina sedang mengkaji enam kilang minyak tua tersebut agar tingkat produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih efisien.

Pertamina mengakui, banyak kilang minyak yang tidak efisien. Namun, opsi penutupan kilang bukan salah satu tujuannya. Karena hal tersebut akan berdampak pada volume impor BBM yang akan bertambah.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto mengatakan, banyak kilang perseroan yang tidak efisien, karena menggunakan teknologi kuno dan membutuhkan spesifikasi minyak mentah khusus jenis light sweet.

"Opsinya tak akan ditutup, sekarang kita pikirkan bagaimana untuk mengoptimalkan dari sisi efisiensi. Kalau misalnya satu kilang yang disuplai dengan impor tidak efisien, mungkin itu akan kita kurangi sampai nanti kilang-kilang kita upgrade," katanya, di Lhokseumawe, Aceh Utara, Selasa (10/3).

Ia bilang, tujuan pokok perseroan adalah meng-upgrade kilang agar teknologinya bisa menjadi lebih efisien.

Aspek teknologi, kata Dwi, memang tidak bisa dihindari. Sehingga, perusahaan akan fokus terhadap upgrade teknologi sehingga dapat diketahui, apakah kilang tersebut menjadi efisien apabila teknologinya sudah di-upgrade. "kalau itu tidak efisien tentu itu akan kita evaluasi," tegasnya.

Pertamina sedang menganalisis satu per satu kilang-kilang yang ada secara komprehensif dari hulu sampai ke hilir sebelum memutuskan penutupan kilang.

Dia menyayangkan persoalan efisiensi dibiarkan sejak lama. Di kepemimpinan Dwi, efisiensi kilang dilihat dari sisi fitnya. Seperti, bagaimana mengimpor minyak dengan harga yang ekonomis, kemudian prosesnya sendiri dan distribusinya. "Berbeda dengan di masa lalu yang hanya memikirkan semua jalan tanpa memikirkan berbagai aspek, jadi tidak efisien, kita pikir distribusinya seperti apa sehinggga efisien," jelasnya.

Memang, untuk meng-upgrade teknologi butuh waktu tiga tahun.

Saat ini, Pertamina sedang menggagas peningkatan spesifikasi kilang yang telah ada (existing) melalui program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang akan menaikkan kapasitas kilang dari 820.000 barel per hari menjadi 1,68 juta barel per hari. Namun, penyelesaian proyek RDMP membutuhkan waktu yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×