Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan upaya dedieselisasi pembangkit terus dilakukan.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, dedieselisasi pembangkit merupakan bentuk komitmen PLN dalam upaya mendorong transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Program Dedieselisasi yang saat ini dalam proses pengadaan untuk 2 cluster (Barat dan Timur). PLN nantinya akan melakukan Program Dediesilisasi pada PLTD berskala kecil yang tersebar di daerah-daerah dengan akses yang sulit," ungkap Gregorius kepada Kontan, Selasa (12/3).
Gregorius melanjutkan, penunjukan pemenang dan penandatanganan Letter of Intent (LoI) sudah dilaksanakan pada akhir tahun 2023. Adapun, tahapan yang berlangsung saat ini yaitu proses finalisasi pengadaan sebelum penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA).
Baca Juga: PLN Indonesia Power Bakal Tambah Dua Pembangkit EBT di Nusa Penida
Gregorius menambahkan, sebagai upaya menjaga keandalan sistem kelistrikan pada area tersebut. PLN akan menggunakan Battery Energy Storage System (BESS).
"Sehingga pemanfaatan energi bersih dapat digunakan dalam waktu yang lebih panjang," imbuh Gregorius.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendesak PLN untuk segera menuntaskan proyek dedieselisasi pembangkit.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya terus mendorong agar PLN menjalankan program dediesielisasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 1,6 GW.
"Harusnya sih jalan, kita dorong terus. (Apalagi) kita kasih (harga) gas untuk listrik kan tak mahal-mahal. Eksekusinya aja nanti tolong tanya PLN sampai sejauh mana tuh ada 1,6 GW yang kita programkan 3 tahun lalu belum jalan," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (8/3).
Arifin menambahkan, selain dedieselisasi pada 1,6 GW PLTD, Kementerian ESDM juga mendorong pelaksanaan dedieselisasi untuk 2.200 unit pembangkit kecil untuk masuk dalam program ini.
Pada Desember 2023 lalu, PLN menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan energi yaitu ib vogt GmbH asal Jerman, PT Indika Energy Utama Tbk (INDY) dan Infraco Asia Development Pte., Ltd.
Baca Juga: Ketentuan Ekspor-Impor Listrik PLTS Atap Dihapus, Ini Alasan Kementerian ESDM
Dalam kesepakatan, program ini akan dibagi ke dalam dua klaster, yaitu kolaborasi PLN Nusantara Power dan ib vogt GmbH dalam mendorong dedieselisasi di klaster pertama yang meliputi wilayah Indonesia bagian Barat.
Sedangkan kolaborasi PLN Indonesia Power, PT Indika Energy Utama Tbk dan Infraco Asia Development Pte.,Ltd. bersama-sama akan mendorong dedieselisasi di klaster kedua yang meliputi wilayah Indonesia bagian Timur.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengemukakan, saat ini PLN memiliki kurang lebih 5.200 PLTD yang tersebar di sekitar 2.100 lokasi. Dengan dedieselisasi, pihaknya berharap biaya dan emisi karbon yang besar dari operasional PLTD akan bisa ditekan maksimal.
Dalam jangka panjang, program dedieselisasi diharapkan tak hanya akan menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal, murah dan ramah lingkungan.
”Melalui kolaborasi ini, kita akan mengganti mesin diesel dengan energi surya yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan yang mumpuni,” imbuh Darmawan.
Direktur Manajemen Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto menambahkan, program dedieselisasi PLTD ini diperkirakan mampu mengurangi konsumsi BBM hingga Rp 722,1 miliar dan menurunkan emisi CO2 kurang lebih 132 ribu ton per tahun.
”Dua klaster yang kita gagas pada LOI hari ini, akan membantu Indonesia dalam meningkatkan bauran EBT di sektor ketenagalistrikan secara masif. Potensinya mencapai 171 Gigawatt hour (Gwh) per tahun dan mampu menyala 24 jam nonstop atas teknologi mutakhir yang kita gunakan,” ujar Wiluyo.
Wiluyo mengungkapkan, banyaknya tantangan di lapangan untuk menggodok program dedieseliasi. Tetapi atas kolaborasi yang dilakukan dirinya optimis, program ini akan mampu meningkatkan suplai listrik nonstop 24 jam untuk daerah terisolir.
"Dedieselisasi konversi EBT ini menggunakan konsep penghematan BBM terbesar," jelas Wiluyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News