Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Pengembangan Berbasis Sains dan Konservasi
Salah satu proyek yang kini berjalan adalah pengembangan geothermal di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang dilakukan berdasarkan kajian ilmiah berlapis dan perizinan yang ketat.
Sejak 2022, sejumlah tahapan telah dilakukan mulai dari survei geofisika, geologi, geokimia, pembukaan akses jalan, hingga verifikasi penggunaan lahan pada zona pemanfaatan.
Proyek ini berada di Wilayah Kerja Panas Bumi Cipanas berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2778 K/30/MEM/2014.
Balai Besar TNGGP menegaskan bahwa area eksplorasi yang digunakan sangat terbatas—hanya sekitar 0,02% dari total luas taman nasional—tanpa melibatkan pembukaan hutan primer atau ruang ekologis penting.
“Yang digunakan adalah lahan eksisting, bukan kawasan hutan di zona inti. Prinsip konservasi tetap menjadi dasar, dan masyarakat juga dilibatkan sebagai mitra,” ujar Kepala Balai Besar TNGGP, Arief Mahmud dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
Secara teknis, seluruh kegiatan mengikuti standar internasional, mulai dari desain sumur berlapis casing, sistem blowout preventer (BOP), pemantauan hidrologi, hingga kajian geoteknik.
“Setiap tahapan harus melalui evaluasi risiko dan memenuhi standar konservasi,” jelas Subkoordinator Penyiapan dan Evaluasi EBTKE, Andi Susmanto, S.T., M.Si.
Baca Juga: Fast Food (FAST) Targetkan Cetak Laba di 2026, Begini Strateginya
Langkah Strategis untuk Net Zero Emission 2060
Staf Khusus Menteri ESDM, Pradana Indraputra, menegaskan bahwa pengembangan geothermal merupakan bagian penting dalam perjalanan menuju target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Geothermal bukan sekadar visi, tetapi upaya nyata menuju NZE. Pemerintah berkomitmen penuh mencapai kemandirian energi nasional dan keberlanjutan program energi rendah karbon,” ujarnya.
PLTP, menurutnya, menjadi milestone penting karena mampu mengalirkan listrik sekaligus menurunkan emisi karbon sektor kelistrikan secara signifikan. Keberhasilan proyek ini juga dapat direplikasi di wilayah lain sebagai fondasi menuju swasembada energi bersih.
Manfaat Langsung bagi Masyarakat
Baca Juga: KIJA Groundbreaking Proyek Jababeka Bizpark Tahap II, Targetkan Rampung di Akhir 2026
Pengembangan panas bumi di Cipanas diproyeksikan memberi dampak positif langsung, mulai dari pembukaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi teknis lokal, hingga menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Pada tingkat nasional, geothermal berperan memperluas bauran energi hijau dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Sebagai bagian dari transparansi publik, seluruh proses pengembangan PLTP dibuka untuk masukan dari masyarakat, akademisi, media, serta lembaga independen.
Percepatan pengembangan geothermal di Jawa Barat diarahkan untuk menciptakan masa depan energi yang bersih, adil, dan berkelanjutan sambil memastikan bahwa kawasan konservasi tetap terjaga dan masyarakat memperoleh manfaat nyata.
Selanjutnya: Pendapatan Premi TUGU Tumbuh Lampaui Industri
Menarik Dibaca: 9 Daftar Promo Black Friday November 2025, Diskon Jumbo di Lotte Mall sampai Zalora
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













