Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Test Test
JAKARTA. Industri pupuk tak lepas dari masalah. Kali ini, produsen pupuk nasional mengaku kebingungan untuk menetapkan harga jual pupuk bersubsidi yang mereka produksi tahun ini. Pasalnya, alokasi subsidi pemerintah senilai Rp 11,3 triliun hanya mampu menekan harga pupuk di tingkat petani sebesar Rp 2.300 per kilogram (kg).
"Harusnya subsidi pupuk naik. Karena kalau mengikuti harga tahun lalu itu Rp 1.200 per kg," terang Direktur Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Bowo Kuntohadi, Jumat (5/2).
Bila tak ada kenaikan subsidi, Bowo mengaku produsen mesti menanggung selisih harga jual yang cukup besar. Sebab, mereka juga terbebani biaya lain seperti distribusi atau bongkar muat. Kini, harga jual pupuk non subsidi normal telah jauh di atas harga pupuk bersubsidi. "Inilah yang menyebabkan tipisnya margin keuntungan kita," ujar Direktur Keuangan Pusri Wiyas Yulias Hasbu.
Wiyas pun menyarankan, pemerintah memberikan kelonggaran atas setoran dividen produsen pupuk yang bernaung di bawah holding Pusri. "Kalau itu di kisaran 10%-15% tentu kita dapat memperbesar equity ketika berekspansi bangun pabrik baru," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News