Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tergencet dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang bertahan tinggi, produsen pelumas mengerek harga. Salah satunya adalah PT Pertamina. Perusahaan pelat merah ini menaikkan harga pelumas hingga 15%.
Redesmon Munir, Manager Overseas Marketing Lubricant Business Unit Pertamina lubricant mengatakan, kenaikan harga pelumas terjadi sejak tanggal 17 Februari lalu.
"Kenaikan pelumas bervariasi, sekitar 5% - 15%," ujar Redesmon kepada KONTAN, Senin (17/3).
Meski harga naik, Redesmon bilang, pasar pelumas di tiga bulan pertama tahun ini masih licin. Sampai akhir tahun, Pertamina yakin bisa menjual hingga 585.000 kiloliter (KL) pelumas.
Untuk menggenjot penjualannya, Pertamina akan mengeluarkan pelumas anyar. Hanya saja, Redesmon masih belum mau bilang kapan produk baru akan diluncurkan. "Akan ada dua varian sampai tiga varian baru," katanya.
Sekedar informasi, tahun lalu, Pertamina Lubricant mampu membukukan penjualan Rp 12 triliun. Dari penjualan sebanyak itu, kontribusi paling besar berasal dari pelumas industri, yakni sekitar 55%. Sedangkan sisanya 45% untuk otomotif.
PT Topindo Atlas Asia pemegang merek Oli Top 1 di Indonesia sudah lebih dulu menaikkan harga pelumas sekitar 10% sampai 20% sekitar bulan Januari lalu. "Masing-masing produk berbeda kenaikannya," kata Akmeilani, Public Relation Manager PT Topindo Atlas Asia.
Selama ini, produk pelumas merek Top 1 banyak diimpor dari Amerika Serikat. Tapi, Akmeilani belum bisa mengambil kesimpulan bagaimana pasar pelumas di kuartal pertama tahun ini. Sebab, pihaknya harus menunggu laporan dari diler-diler di daerah. Yang pasti, penjualan pelumas, akan selaras dengan pasar otomotif.
Paul Toar, Ketua Perhimpunan Distributor, Importir, dan Produsen Pelumas Indonesia mengatakan, pasar pelumas di kuartal pertama tahun ini stagnan. "Kegiatan ekonomi belum membaik. Kalau ekonomi naik, pelumas baru akan naik," katanya. Tahun lalu, penjualan pelumas di dalam negeri mencapai Rp 20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News