kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raksasa sawit tak berkantor di Indonesia


Rabu, 07 Juni 2017 / 07:19 WIB
Raksasa sawit tak berkantor di Indonesia


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indonesia merupakan produsen sawit nomor satu di dunia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) produksi minyak sawit di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2016, total produksi crude palm oil (CPO) mencapai 31,5 juta ton dan PKO sebesar 3 juta ton sehingga total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 34,5 juta ton.

Menurut Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan produsen terbesar sawit di Indonesia masih dikuasai pihak swasta. Ambil contoh seperti Grup Sinar Mas Golden Agri Resources Ltd (GAR) yang berbasis di Singapura, dan Wilmar International Limited serta Cargill International Corp.

Namun perusahaan-perusahaan ini tidak hanya memiliki kebun sawit di Indonesia, tapi juga di negara lainnya. Sementara di Indonesia terdapat juga pemain-pemain besar yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut.

"Memang sebagian besar perkebunan kelapa sawit mereka ada di Indonesia," ujar Fadhil kepada KONTAN, Selasa (6/6).

Salah satu pemain besar sawit di Indonesia adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) anak usaha GAR. Berdarakan laporan keuangannya pada tahun 2016, SMART mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada tahun 2016 sebesar 2,66 juta ton.

Produksi tersebut berasal dari kebun inti sebesar 2,44 juta ton dan kebun plasma sebesar 629.025 ton. Produksi TBS SMART turun bila dibandingkan 2015 yang tercatat sebesar 3,06 juta ton. Karena dampak El Nino pada tahun 2015 baru terasa pada 2016.

Sementara itu, produksi CPO SMART Pada tahun 2016 tercatat sebesar 627.034 ton dan produksi palm kernel oil (PKO) sebesar 155.288 ton. SMART memiliki perkebunan sawit terbesar di Kalimantan seluas 74.450 ha, dimana perkebunan inti seluas 67.568 ha dan plasma 6.882 ha.

Kemudian disusul Sumatera seluas 64.503 ha terdiri dari kebun inti seluas 40.097 ha dan plasma 24.406 ha. "Kami akan terus meningkatkan produksi CPO lewat pengembangan dan penanaman bibit unggul di areal perkebunan kami," ujar Direktur Utama SMART, Daud Dharsono.

Selain SMART, PT Astra Agro Lestari Tbk termasuk pemain besar di Indonesia. Pada tahun 2016, AALI tercatat mengelola lahan perkebunan kelapa sawit seluas 287.011 hektare (ha) yang terdiri dari 233.382 ha merupakan perkebunan inti dan 63.629 ha merupakan perkebunan plasma.

Areal perkebunannya terbentang di Pulau Kalimantan 138.117 ha, disusul Sumatera 106.711 ha dan Sulawesi 52.183 ha, jadi ada total 265.866 ha perkebunan yang dimiliki perseroan. Sementara masih terdapat 31.145 ha yang belum menghasilkan.

Produksi TBS AALI pada tahun 2016 masih 4,87 juta ton. Produksi CPO AALI pada tahun 2016 mencapai 1,55 juta ton. Sedangkan produksi turunan minyak sawit yaitu RBDPO mencapai 118.012 ton, Olein mencapai 301.034 ton, Stearin mencapai 80.786 ton dan PFAD mencapai 25.079 ton.

Selain kedua perusahaan tersebut, Asian Agri juga merupakan salah satu pemilik lahan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Saat ini, Asian Agri mengelola 160.000 ha lahan perkebunan sawit. Dimana seluas 100.000 ha merupakan kebun inti dan 60.000 ha merupakan milik petani plasma. Dengan luas lahan sebesar itu, rata-rata per tahun Asian Agri memproduksi antara 1 juta ton hingga 1,1 juta ton minyak sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×