kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Target Kementan produksi 3 juta ton beras per bulan dinilai sulit tercapai


Rabu, 01 Januari 2020 / 17:52 WIB
Target Kementan produksi 3 juta ton beras per bulan dinilai sulit tercapai
ILUSTRASI. Petani memanen padi di Desa Cilangkap, Lebak, Banten, Senin (18/11/2019). Target Kementan produksi 3 juta ton beras per bulan diragukan bisa tercapai.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

Menurut Dwi, dari pengamatannya selama 20 tahun terakhir, dinamika produksi beras di Indonesia selalu berkaitan dengan cuaca dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Dia menjabarkan, produksi pertanian di 2019 terganggu karena ada pengaruh cuaca, di 2017 didominasi oleh serangan OPT. Sementara, program pemerintah untuk menggenjot produksi pertanian sangat kecil.

Baca Juga: Kementan klaim pasokan pangan tahun 2020 cukup

Lebih lanjut Dwi menjabarkan, adanya penurunan produksi di 2019 tidak menimbulkan gejolak yang begitu besar, diakibatkan pengaruh impor beras yang lebih dari 2 juta ton di 2018.

Namun, dia menyebut akan ada potensi kenaikan harga beras di Januari-Februari 2020 bila beras impor yang ada sudah tidak bisa menutupi kekurangan produksi.

Dwi juga mengatakan, puncak panen di 2020 akan terjadi di Maret-April, dan masih ada panen pula di Mei. Produksi beras di Maret-April akan berkisar 20%-30% dari total produksi. Dengan begitu, total produksi beras akan sekitar 55% dari Januari-Juli, dan sisanya atau 45% pada Agustus-Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×