kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UPDATE: Gandeng India, Merukh Olah Tambang Bijih Besi


Selasa, 13 Juli 2010 / 12:59 WIB


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Gentur Putro Jati |



JAKARTA. Merukh Enterprises melalui anak usahanya PT Sumba Prima Iron (SPI) sepakat membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan asal India, Salgaocar Mining Industries Pvt Ltd.

Perusahaan patungan tersebut dibangun untuk mengembangkan tambang bijih besi di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Timur, di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Tujuan mengajak Salgaocar untuk mempercepat eksplorasi dan eksploitasi tambang bijih besi di Pulau Sumba. Tim teknis gabungan dari SPI dan Salgaocar akan melakukan survei pendahuluan pada Agustus dan diperkirakan akhir 2011 tambang tersebut sudah berproduksi," kata President Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh kepada KONTAN, Selasa (13/7).

Dalam perusahaan patungan tersebut, SPI bakal menjadi pemegang mayoritas saham sebesar 55%, sedangkan Salgocar hanya memiliki kepemilikan saham sebesar 20%. Sementara itu, sisanya, sebesar 25% saham menjadi milik perusahaan asal Jerman, ESG Eisenerz-Stahl GmbH, mitra PT SPI sebelum Salgaocar bergabung.

Sayangnya, baik Merukh ataupun Salgocar belum memastikan nama untuk perusahaan patungan tersebut. Nama perusahaan baru akan ditentukan pada bulan September 2010 setelah melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah NTT.

Tidak hanya nama, besaran investasi untuk membentuk proyek patungan tersebut belum juga ditentukan karena menunggu kajian teknis pada bulan Agustus nanti. Yang jelas, untuk membiayai perusahaan patungan tersebut, akan diambil pendanaan dari eksternal dan internal. "Komposisinya nanti seimbang antara eksternal dan internal," kata Rudy.

Presiden Direktur SPI Nunik Merukh menambahkan dari tujuh wilayah IUP di Pulau Sumba yang dimiliki grup, perseroan bersama Salgaocar hanya akan mengelola dua blok tambang bijih besi yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya seluas 75.010 Ha. Tambang pertama memiliki cadangan 400.040.000 metrik ton. Sementara tambang kedua di Kabupaten Sumba Timur sekitar 114.000 Ha memiliki cadangan sebesar 292.170.000 metrik ton.

Secara keseluruhan, tambang bijih besi milik Merukh di Pulau Sumba terdiri dari tujuh wilayah Kontrak Karya yang secara langsung dikonversi menjadi wilayah Izin Usaha Pertambangan berdasarkan Undang-Undang Pertambangan Nomor 4/2009.

Tambang tersebut diperkirakan memiliki cadangan 2.605.560.000 metrik ton bijih besi yang terbentang pada 503.000 Ha lahan.

"Tetapi hanya dua blok itu yang paling strategis untuk dikembangkan. Selain cadangannya besar, investasinya bisa lebih murah karena jaraknya sangat dengan dengan pelabuhan angkut," katanya.

Rudy menambahkan, perusahaannya juga berencana menghibahkan 5% saham kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dan 5% untuk Pemerintah Kabupaten Sumba Timur. Tujuannya supaya Pemerintah Daerah berpartisipasi dalam mengoperasikan tambang bijih besi tersebut.

"Tujuan mengajak Salgaocar untuk mempercepat eksplorasi dan eksploitasi tambang bijih besi di Pulau Sumba. Tim teknis gabungan dari SPI dan Salgaocar akan melakukan survei pendahuluan pada Agustus dan diperkirakan akhir 2011 tambang tersebut sudah berproduksi," kata Rudy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×