Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pelabuhan Tanjung Perak menuai limpahan dari penutupan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu masuk impor buah dan sayur (hortikultura). Volume impor di Tanjung Perak ini melonjak lebih dari 60%.
Berdasarkan data Badan Karantina Nasional, volume impor di Tanjung Perak sebelum Pelabuhan Tanjung Priok ditutup sebanyak 60 kontainer per hari. Setelah ditutup, volume impor hortikultura justru naik mencapai 100 kontainer. "Selain surabaya, pelabuhan yang lain belum menunjukkan ada kenaikan yang signifikan," kata Kepala Badan Karantina Banun Harpini kepada KONTAN, Senin (1/10).
Pemerintah telah membatasi pintu masuk impor hortikultura. Impor hanya bisa masuk melalui empat pelabuhan yakni Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya; Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Pelabuhan Belawan, Medan dan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
Direktur Operasi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Faris Assegaf membenarkan adanya lonjakan volume impor hortikultura di Pelabuhan Tanjung Perak. Berdasarkan catatan Pelindo III, produk buah yang banyak masuk ke wilayah Tanjung Perak adalah apel, jeruk dan pear. "Sedangkan untuk sayur, impor bawang putih cukup banyak. Sampai akhir September hampir 200.000 ton," kata Faris.
Pelabuhan Tanjung Perak sendiri telah mempersiapkan diri guna menghadapi lonjakan hortikultura impor. Terdapat dua dermaga yang disiapkan sebagai lapangan penumpukan di Terminal Peti Kemas (TPS) Surabaya dan Dermaga Berlian. Di wilayah TPS Surabaya, Pelindo III mempersiapkan lahan seluas 28,16 hektare (ha) dengan kapasitas 27.749 Teus dan 5,15 ha di PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) dengan kapasitas 3.042 Teus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News