kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

BPD Pacu Transformasi Digital, Penguatan Keamanan Siber Jadi Mandat Industri


Minggu, 16 November 2025 / 16:49 WIB
BPD Pacu Transformasi Digital, Penguatan Keamanan Siber Jadi Mandat Industri
ILUSTRASI. Ismed Iqbal, General Manager Delivery & Service Mitra Mandiri Informatika, menjelaskan bagaimana teknologi adalah kunci transformasi digital yang mendorong efisiensi, pengambilan keputusan lebih cepat, hingga keamanan data perusahaan.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya digitalisasi di industri perbankan daerah terus dipercepat seiring meningkatnya kebutuhan layanan keuangan yang cepat, aman, dan terintegrasi. Momentum tersebut terlihat dalam gelaran “BPD GO DIGITAL: Compliance & Innovation” di Hotel Pullman Bandung. 

Acara ini diselenggarakan PT Mitra Mandiri Informatika (MMI) bersama Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan mendapat dukungan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Selama tiga hari, forum ini menjadi ruang konsolidasi strategis bagi seluruh Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memperkuat fondasi digital melalui solusi keamanan siber, ICoFR (Internal Control over Financial Reporting), e-procurement, hingga pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Fokusnya jelas: memastikan transformasi digital BPD berjalan sesuai standar tata kelola sekaligus menjaga ketahanan sistem keuangan nasional.

Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi digital Indonesia sangat ditentukan oleh kesiapan keamanan siber di sektor perbankan. Dengan target Indonesia masuk lima besar ekonomi dunia pada 2045, perbankan daerah pun dituntut memperkuat lapisan keamanan sejak awal.

“Potensi ekonomi digital sangat besar, tetapi risikonya juga besar. Karena itu, mitigasi dan manajemen risiko harus menjadi bagian dari desain digital sejak awal, bukan reaktif,” ujarnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Melonjak, Proyeksi 2030 Capai US$ 340 Miliar

Transformasi digital perbankan daerah memasuki fase yang menuntut kesiapan keamanan siber yang jauh lebih kuat. Melalui forum BPD GO DIGITAL: Compliance & Innovation yang diselenggarakan PT Mitra Mandiri Informatika (MMI) bersama Asbanda dan didukung BSSN, seluruh Bank Pembangunan Daerah menyoroti kebutuhan penguatan tata kelola digital, mitigasi risiko, serta peningkatan kepatuhan di tengah percepatan ekonomi digital nasional. 

BSSN menegaskan bahwa keamanan siber kini menjadi fondasi utama, bukan pelengkap, dalam menjaga keberlanjutan layanan keuangan. Di sisi lain, Asbanda menilai kolaborasi antar-BPD penting agar integrasi sistem transaksi berjalan efisien dan aman. 

Dukungan teknologi seperti cyber security, ICoFR, e-procurement, serta solusi analitik dari berbagai mitra—including Mitra Mandiri Informatika—dinilai krusial untuk memperkuat ketahanan digital dan menjaga kepercayaan publik terhadap ekosistem perbankan daerah.

Slamet juga mengingatkan bahwa faktor manusia tetap menjadi titik lemah terbesar. Berdasarkan standar SNI 27001:2022, 70% aspek keamanan informasi ditentukan oleh perilaku sumber daya manusia. Banyak insiden terjadi akibat kelalaian terhadap update sistem maupun serangan phishing.

Direktur Operasional Asbanda, Subekti Heriyanto, menilai BPD tidak dapat berjalan sendiri-sendiri dalam menghadapi percepatan digitalisasi. Integrasi sistem transaksi, efisiensi proses, hingga keamanan layanan perlu dibangun secara bersama agar memberikan layanan yang setara bagi masyarakat di seluruh daerah.

“Keamanan digital adalah investasi strategis. Ini menyangkut kepercayaan publik dan reputasi industri perbankan daerah,” tegasnya.

Baca Juga: Ancaman Digital Terus Meningkat, Sertifikasi Elektronik Jadi Fondasi Utama

Dari sisi kepatuhan, Herry Prajitno, Customer Advisory Director SAS Indonesia, menyoroti pentingnya implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) dalam menjaga integritas laporan keuangan BPD.

Solusi ICoFR dinilai dapat meningkatkan transparansi melalui deteksi otomatis ketidaksesuaian, mempercepat audit, hingga memperkuat kepercayaan regulator dan masyarakat terhadap tata kelola BPD.

“Dengan sistem analitik yang terintegrasi, setiap transaksi dapat dilacak dan dipertanggungjawabkan dengan lebih akurat,” jelasnya.

Melalui forum ini, MMI bersama Asbanda dan BSSN menunjukkan bahwa transformasi digital di industri perbankan bukan hanya soal adopsi teknologi baru, melainkan soal membangun ekosistem digital yang aman, patuh, dan berkelanjutan.

Forum “BPD GO DIGITAL: Compliance & Innovation” pun menjadi pengingat bahwa daya saing BPD di era digital akan sangat ditentukan oleh kesiapan keamanan siber serta komitmen pada tata kelola yang kuat.

Baca Juga: Transformasi Digital Permudah Pengurusan Izin Usaha

Selanjutnya: Berburu Likuiditas Valas Saat Permintaan Kredit Minim

Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×