kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPOM prediksi pengembangan vaksin corona paling cepat terealisasi di pertengahan 2021


Selasa, 17 November 2020 / 16:49 WIB
BPOM prediksi pengembangan vaksin corona paling cepat terealisasi di pertengahan 2021
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

CEO Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan bahwa perusahaan kini sudah memiliki belasan produk herbal di mana di masa depan akan terus bertambah sesuai permintaan konsumen.

"Masyarakat juga semakin sadar akan standardisasi uji klinis. Makanya kami juga terus kembangkan produk herbal dengan standar tersebut. Potensinya di masa depan sangat besar," ungkapnya.

Baca Juga: Pandemi belum berakhir, ini cara meningkatkan daya tahan tubuh meski di rumah saja

Sementara itu, menurut GP Jamu, industri obat herbal diharapkan bisa tumbuh sampai tujuh persen. Data Kementerian Perindustrian juga menunjukkan potensi nilai penjualan jamu di pasar domestik sekitar Rp 20 triliun dengan ekspor senilai Rp16 triliun.

Tantangannya adalah, dengan sumber daya untuk produksi obat-obat herbal dari dalam negeri yang melimpah, masih banyak produk herbal yang mengandalkan bahan baku impor.

"Ini yang harus kita tekankan. Bahan baku dalam negeri juga bisa menekan harga produk herbal lebih terjangkau," tutup Wakil Ketua Bidang Humas DPP GP Jamu Edward Basilianus.

Selanjutnya: Terawan sebut hanya mereka yang masuk golongan usia ini yang dapat vaksin Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×