kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.201   60,44   0,85%
  • KOMPAS100 1.107   12,17   1,11%
  • LQ45 879   12,50   1,44%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,62   1,49%
  • IDXHIDIV20 541   6,13   1,15%
  • IDX80 127   1,51   1,20%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 149   1,78   1,20%

Food and beverage (F&B) masih di peringkat atas tren bisnis waralaba 2020


Selasa, 14 Januari 2020 / 20:26 WIB
Food and beverage (F&B) masih di peringkat atas tren bisnis waralaba 2020
ILUSTRASI. Bubble tea


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Sektor non F&B, juga dinilai Levita masih memiliki potensi meski tak setinggi F&B. Ia memberi contoh seperti bidang jasa dan ritel.

"Walaupun F&B masih teratas tapi tidak semua orang mau bisnis kuliner. Bisnis non F&B lain masih direspon baik, misalkan bisnis baju, sepatu, ritel, sampai pada saat ini masih bagus. Jadi bisnis diluar F&B masih berpeluang, seperti bisnis kebutuhan masyarakat atau misal produk yang ngetren," sambung Levita.

Baca Juga: WALI targetkan industri waralaba tumbuh 15% tahun depan

Sektor pendidikan juga dirasakan akan berkembang di 2020 menurut Konsultan waralaba dari Proverb Consulting Erwin Halim.

Erwin menyebut F&B jadi sektor yang ranking satu di bisnis waralaba lantaran memiliki nilai plus seperti pay back periode (PBP) yang cepat, BEP dengan jumlah penjualan relatif sedikit dibanding bisnis lain serta ROi lebih besar dan cepat terukur.

Tak hanya itu Levita menambahkan, F&B menjadi kebutuhan masyarakat yang selalu dibutuhkan. Namun F&B disebut Levita memiliki nilai minus ditindak tahan lama disimpan yang artinya ada tingkat risiko yang harus diperhatikan.

Selain itu, Erwin juga berpendapat sektor F&B memiliki kelemahan jika pebisnis ingin memindah lokasi maka diperlukan biaya tambahan renovasi. Di mana tampilan tempat penjualan untuk bisnis F&B sangat mempengaruhi penjualan.

Baca Juga: Jaminan Halal dan Utopia Keadilan

Sektor non F&B pun sama memiliki tingkat kelebihan dan kelemahannya. Levita menerangkan sektor non-F&B memiliki nilai kelebihan di mana jika bentuknya produk maka masih dapat dipasarkan hingga tahun depan.

"Tapi kelemahannya ialah, harus lihat lagi apakah produk tersebut masih akan ada marketnya di masyarakat jika dipasarkan tahun berikutnya, itu untuk non F&B," tambah Levita.

Hal tersebut senada disampaikan Erwin, non bisnsis F&B memiliki efek bisnis jangka panjang dan relatif lebih stabil. Sedangkan kelemahannya ialah pada BEP yang terbilang butuh waktu panjang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×